London (Antara Babel) - Pemerintah Indonesia dan El Salvador
menandatangani perjanjian bebas visa guna mempermudah pemegang paspor
diplomatik dan dinas untuk saling kunjung dalam mendorong peningkatan
hubungan dan kerjasama kedua negara.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi bersama
timpalannya dari El Salvador Hugo Roger Martinez Bonilla menandatangani
Perjanjian Bebas Visa Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas antara kedua
negara di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri Forum Kerjasama Asia Timur
dan Amerika Latin (Forum for East Asia-Latin America
Cooperation/FEALAC) di San Jose, Kosta Rika, Jumat (21/08) waktu
setempat.
Hal itu disampaikam Pelaksana Tugas Kepala Sub Direktorat
Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan I Direktorat Eropa Tengah dan Timur
Kementerian Luar Negeri Enjay Diana kepada ANTARA News London, Sabtu.
Penandatanganan perjanjian itu akan mendorong saling kunjung
dari kedua negara yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan
kerjasama perdagangan dan investasi, kata Retno LP Marsudi.
Menteri
Luar Negeri El Salvador menyatakan optimistis terhadap masa depan
hubungan bilateral kedua negara. Hubungan diplomatik El
Salvador-Indonesia baru dibuka pada September 2011.
Dalam waktu
empat tahun terkahir kedua negara telah memiliki dua perjanjian yang
signifikan dalam mendorong peningkatan hubungan bilateral.
"Saya yakin masa depan hubungan bilateral kedua negara akan semakin meningkat di berbagai bidang," ujar Hugo Martinez Bonilla.
Pada 2013 Indonesia dan El Salvador menandatangani nota
kesepahaman Forum Konsultasi Bilateral, sehingga kedua negara sepakat
mengadakan pertemuan konsultasi bilateral pertama pada akhir tahun 2015
atau awal tahun 2016.
Pada pertemuan kali ini akan dibahas
mengenai implementasi kerjasama bilateral di berbagai bidang dengan
fokus pada peningkatan hubungan ekonomi dan perdagangan, perhubungan,
pendidikan, penanggulangan kejahatan lintas batas dan penanggulangan
bencana alam.
El Salvador merupakan ekonomi terbesar ketiga di Amerika
Tengah yang menerapkan kebijakan ekonomi terbuka untuk pasar luar negeri
dan menggunakan dolar Amerika Serikat sebagai mata uang resmi.
El Salvador menempati peringkat ke-12 di Amerika Latin and peringkat keempat di Amerika Tengah dalam Human Development Index.
Trend perdagangan bilateral Indonesia-El Salvador tahun 2010-2014 meningkat sebesar 24 persen per tahun.
Pada
2014 total perdagangan bilateral mencapai 12,25 juta dolar AS turun
di bandingkan tahun 2013 yang mencapai 65,7 juta dolar AS.
Ekspor
utama Indonesia ke El Salvador antara lain kertas, produk manufaktur,
karet dan turunannya, kendaraan, produk kimia, kapas, kerajinan tangan,
pewarna, sabun, alas kaki, produk elektronik, alat listrik dan mainan,
sedangkan impor Indonesia dari El Salvador, antara lain gula, tembakau,
gum dan benang.
Indonesia dan El Salvador Tandatangani Perjanjian Bebas Visa
Sabtu, 22 Agustus 2015 21:40 WIB
Saya yakin masa depan hubungan bilateral kedua negara akan semakin meningkat di berbagai bidang."