Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi memberangkatkan Tim Indonesia ke SEA Games ke-31 di Vietnam yang akan berlangsung pada 12-23 Mei 2022.
Presiden Jokowi dalam upacara pelepasan di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Senin, meminta seluruh kontingen Indonesia meraih medali sebanyak-banyaknya pada pesta olahraga multi cabang di Asia Tenggara itu.
Kita semua masyarakat Indonesia ingin kontingen ini meraih prestasi yang setinggi-tingginya, medali sebanyak-banyaknya, untuk mengharumkan nama negara kita, bangsa Indonesia, ucap Presiden.
Presiden mengharapkan agar Indonesia dapat meraih peringkat ketiga, atau kedua, atau bahkan pertama di SEA Games ke-31 Vietnam. Hal itu karena di ajang yang sama sebelumnya, Indonesia sudah berhasil meraih peringkat keempat.
Saya ingat di SEA Games sebelumnya, di Singapura 2015 kita berada di peringkat ke lima, kemudian di Malaysia (SEA Games 2017) kita juga masih berada di peringkat kelima, kemudian di Filipina (SEA Games 2019) kita masuk ke peringkat keempat, kali ini kita ingin agar SEA Games ke-31 di Vietnam kita bisa masuk ke ranking yang ketiga, kedua atau yang kesatu, kata Presiden.
Presiden menginginkan agar prestasi terbaik dapat diraih Tim Indonesia karena seleksi kontingen telah dilakukan dengan baik.
Memang bukan hal yang mudah, tapi saya dengar seleksi telah dilakukan dengan baik dan saya harapkan prestasi itu benar-benar bisa menetas, ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menjelaskan dalam SEA Games ke-31 Vietnam, kontingen yang berangkat berjumlah 776 orang terdiri atas 499 atlet, 214 ofisial, dan 63 pendamping. Seluruh kontingen yang dipimpin Chef De Mission (CdM) Ferry Kono akan membawa nama Indonesia untuk berlaga pada 318 nomor pertandingan dan 32 cabang olahraga.
(Jumlah kontingen) jauh berkurang dibanding kontingen Indonesia yg dikirim ke SEA Games ke-30 di Filipina 2019 lalu yaitu 1.304 orang, terdiri dari atlet 841 orang, ofisial 300 orang dan pendamping 163 orang. Walaupun jumlahnya berkurang tetapi diharapkan tetap dapat menjadi tolok ukur pembinaaan olahraga nasional, kata Menpora.