Muntok (Antara Babel) - Madu manis dan pahit kurang diminati pengunjung selama berlangsungnya pameran kegiatan pariwisata bertajuk "International Home Stay Promotion Fair 2015" yang digelar di Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung.
"Selama pameran hanya 25 botol yang laku terjual, jauh dari perkiraan kami sebelumnya. Begitu juga dengan produk lokal lain seperti beras merah, beras aruk dan produk anyaman daun pandan yang kurang diminati pengunjung," ujar peserta pameran, Gatot Waluyo, di Muntok, Rabu.
Ia mengatakan, beberapa hari lalu pemerintah setempat dalam waktu bersamaan menggelar dua kegiatan besar yaitu "International Home Stay Promotion Fair 2015" dan perayaan ulang tahun Kota Muntok yang biasa disebut Festival Menumbing.
"Pada kegiatan pameran yang berlangsung selama seminggu itu kami perkirakan akan terjual lebih dari 100 botol, namun kenyataannya hanya laku 25 botol," kata dia.
Menurut dia, madu lokal yang diambil dari beberapa warga Suku Jerieng selama ini selalu laku di pasaran, bahkan tidak jarang konsumen rela datang langsung ke rumah penduduk untuk membeli madu asli tersebut.
Namun demikian, kata dia, dirinya tidak menyangka selama berlangsungnya pameran satu minggu tersebut hanya laku sekitar 25 botol dengan harga jual per botol Rp70.000.
"Tidak ada tamu atau peserta kegiatan seminar yang datang ke anjungan kami, sebanyak 25 botol yang laku seluruhnya dibeli warga lokal yang datang ke lokasi pameran," kata dia.
Menurut dia, selain tidak adanya tamu luar daerah dan luar negeri yang datang ke anjungannya, faktor melemahnya ekonomi masyarakat di daerah itu juga diperkirakan menjadi salah satu penyebab sepinya pembeli madu manis dan pahit.
"Kelesuan ekonomi masyarakat juga berdampak pada kurang lakunya beberapa produk asli warga Suku Jerieng, seperti beras merah, beras aruk, barang-barang dari anyaman daun pandan," kata dia.