Sungailiat, Bangka (ANTARA) - Dinas Pangan dan Pertanian (Dinpanpertan) Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat terdapat 169 ekor sapi di daerah itu diketahui suspek penyakit mulut dan kuku (PMK).
Sub Koordinator Kesehatan Hewan Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka drh Eka Irawati di Sungailiat, Minggu mengatakan 169 sapi yang diketahui suspek PMK berdasarkan uji sampel darah pada 10 ekor sapi bergejala.
"Selain sampel darah dari sapi bergejala, dilakukan juga pengujian sampel pengerokan lidah dan ingus pada dua ekor sapi," katanya.
Menurutnya, ratusan sapi suspek PMK didatangkan oleh pengumpul dari luar pulau Bangka Belitung pada Selasa 26 April 2022 melalui jalur angkutan kapal penyeberangan.
Sapi suspek PMK di Kabupaten Bangka tersebar di Kecamatan Sungailiat, Pemali dan Kecamatan Merawan serta belum diketahui hewan ternak yang mati.
"Sementara sapi hasil budi daya peternak diketahui sampai saat ini tidak ditemukan yang terinfeksi PMK," ujarnya.
Eka mengatakan, varian virus hewan ini relatif mudah menyebar ke hewan ternak lain seperti domba, kambing, babi atau hewan yang berkuku genap.
Virus PMK pada hewan ternak kata Eka dapat mengakibatkan kematian pada hewan yang terinfeksi cukup parah namun daging hewan suspek PMK tidak membahayakan bagi manusia jika di masak dengan matang untuk mematikan virus.
"Ciri umum hewan yang tergejala PMK dilihat dari kondisi fisik kuku hewan yang pecah-pecah, lidah sariawan yang berdampak pada penurunan nafsu makan hewan itu," jelasnya.
Guna mencegah penyebaran virus PMK pada hewan sejenis di wilayah suspek kata dia, pihaknya menyarankan masyarakat tidak memasukkan dan mengeluarkan hewan dari daerah itu, meningkatkan pengawasan, penyemprotan cairan disinfektan.
"Penanganan pencegahan yang kami lakukan dengan pemberian obat pada hewan agar tidak meluas penyebaran virus karena sampai saat sekarang belum ditemukan obat bagi hewan terinfeksi PMK," jelasnya.
Menurutnya, pencegahan penyebaran virus selain memberikan obat meningkatkan nafsu makan hewan juga dengan memberikan vaksin hewan.
"Untuk vaksin hewan sudah kami usulkan ke pusat kesehatan hewan dengan harapan segera dapat didistribusikan sesuai kebutuhan," kata Eka.