Sungailiat, Bangka (ANTARA) - Opsi pemerintah Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memberikan subsidi bunga pinjaman modal usaha bagi pelaku Usaha Kecil dan Menegah (UMKM) sebagai langkah efektif menyegerakan memulihkan ekonomi setelah sebelumnya terdampak sebaran COVID-19.
Subsidi bunga pinjaman permodalan UMKM melalui lembaga kemitraan keuangan yang ditunjuk yang mencapai total Rp600 juta, merupakan komitmen pemerintah Kabupaten Bangka dengan melihat peluang peran UMKM berada di posisi sentral dalam mendukung percepatan pulihnya ekonomi daerah.
"Besaran subsidi bunga yang diberikan diatur oleh besaran pinjaman yang ditentukan hasil verifikasi pihak bank," kata Bupati Bangka Mulkan di Sungailiat, Sabtu.
Skema pinjaman yang diusulkan oleh pelaku UMKM baik individu maupun kelompok diatur kewenangan oleh pihak manajemen perbankan sesuai prosedur pinjaman keuangan.
"Pelaku UMKM yang memanfaatkan pinjaman permodalan dengan besaran yang sudah ditentukan oleh bank hanya dibebankan mengembalikan modal pinjaman dengan batas pengembalian yang ditentukan," ujarnya.
UMKM diharapkan dapat menyerap permodalan usaha tanpa bunga yang sudah disediakan untuk mengembangkan produk usahanya.
Pemberian subsidi bunga pinjaman modal usaha UMKM yang disediakan sebesar Rp600 juta bersumber dari anggaran pemerintah daerah tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun 2021 sebesar Rp400 juta, bantuan subsidi yang sama masih akan dilanjutkan tahun berikutnya.
Melalui instansi formal terkait, pelaku usaha UMKM juga dibekali pelatihan berjenjang karena sumber daya manusia menjadi parameter kemampuan seorang dalam mengembangkan usaha mulai dari berinovasi, membaca peluang pasar sampai kemampuan menjaga kualitas produk sehingga mampu berdaya saing di pasaran.
"Pelatihan diberikan sesuai dengan bidang usaha yang dikembangkan pelaku UMKM, namun lebih banyak di bidang olahan makan atau kuliner," jelasnya.
Dukungan ASN
Pertumbuhan usaha sektor UMKM di Kabupaten Bangka yang tersebar di delapan kecamatan dan 62 desa terbilang cukup banyak mencapai 4.000 lebih UMKM dengan berbagai ragam jenis produk yang ditawarkan.
Berbagai keputusan pemerintah Kabupaten Bangka dalam membantu kelancaran pemasaran produk UMKM telah dilakukan seperti menyediakan sarana galeri promosi "Rafika Duri" dan menyediakan sarana pemasaran di area Gedung Juang Sungailiat di lokasi strategis.
Bahkan, seluruh aparatur sipil negara (ASN) di daerahnya diharuskan menggunakan atau membeli produk hasil UMKM seperti makanan, hasil kerajinan dan jenis produk lain yang dapat di manfaatkan.
ASN harus membeli produk UMKM lokal sebagai wujud kecintaan produk sendiri dan sekaligus membantu meningkatkan penjualan usaha sektor menengah.
Di galeri itu, produk UMKM dapat di promosikan untuk sasaran masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung karena diketahui sektor kepariwisataan tidak dapat dipisahkan dengan sektor UMKM.
Kualitas produk yang harus dijaga, pelaku UMKM juga dituntut harus meningkatkan kreasi selera pasar seperti kemasan yang menarik, rasa atau kualitas yang terjaga.
Era informasi digitalisasi yang berkembang pesat hendaknya pula dapat di memanfaatkan untuk membantu memperluas jangkauan pasar melalui sarana Platform Digital Marketing.
Karena itu, Platform Digital Marketing seperti Instagram, Facebook, You Tube dan platform lain merupakan salah satu media strategi pemasaran paling banyak dilakukan pemilik usaha. Selain efektif, strategi marketing dengan cara ini sangat mudah dan cepat.
Pemilik bisnis biasanya melakukan proses marketing melalui tulisan berupa informasi yang disisipi promosi. Banyak juga yang menggunakan website sebagai branding agar bisnis dijangkau lebih luas dan diterima orang banyak.
Perekonomian masyarakat di Kabupaten Bangka diharapkan segera kembali pulih dan berangsur bangkit setelah sebelumnya sektor usaha ekonomi masyarakat ikut terdampak pandemi COVID-19.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka, Rismy Wira Madonna mengatakan, pihaknya turut berperan memberikan ruang pelaku UMKM memamerkan dan memasarkan produk usaha seperti kegiatan bazar UMKM ekonomi kreatif pada Maret 2022 lalu yang dikemas dalam pameran foto dan seni budaya.
Salah satu pedagang di area bazar UMKM ekonomi kreatif yang saat itu melibatkan pelaku UMKM berasal dari sejumlah wilayah kecamatan mampu meraup pendapatan mencapai Rp1,5 juta per hari.
Kalender kegiatan kepariwisataan untuk mendorong meningkatkan proyeksi kunjungan wisatawan sudah dijadwalkan dengan harapan di saat bersamaan sektor pariwisata kembali tumbuh serta sektor UMKM meningkat.
“Indikator mulai kembali sektor pariwisata terlihat dari data kunjungan wisatawan di tiga hari berbeda pada pengujung libur Lebaran yang mencapai angkat 20 ribu lebih wisatawan di 15 titik objek wisata,” kata Rismy.
Pemberdayaan UMKM melekat erat dengan pembangunan pariwisata daerah, hanya saja kata dia, harus mendapat penanganan yang serius, terpadu dan berkelanjutan termasuk di dalamnya komitmen bersama masyarakat setempat penyangga wisata.
Alam wisata di Kabupaten Bangka mencakup banyak destinasi mulai dari pantai, objek wisata alam air terjun, religi dan objek wisata lain yang menarik di kunjungi wisatawan baik dalam maupun luar negeri.
Kebijakan pemerintah melonggarkan penerapan protokol COVID-19 diyakini memberikan dampak positif yang besar pada sektor pariwisata karena pelaku perjalanan wisata berkunjung ke suatu daerah tidak diperketat aturan kesehatan.
Pelaku UMKM
Produk olahan jahe merah merupakan usaha kreasi memanfaatkan peluang pasar saat terjadinya pandemi severe acute respiratory syndrome corona virus 2 (SARS-CoV-2).
"Saya sengaja mengembangkan usaha serbuk jahe merah kemasan sampai sekarang yang saat itu pandemi COVID-19 cukup tinggi," kata pelaku UMKM Jahe Merah merek ArsyIma Jamer, Mustoha saat hendak berangkat studi banding ke Sleman Yogyakarta.
Meskipun kemampuan produksi belum maksimal atau sekitar 30 bungkus kemasan serbuk jahe merah per hari dan pemasaran mulai menurun karena COVID-19 mulai mereda, tetapi usaha tetap dijalankan bahkan pemasaran menjangkau keluar kota seperti Kota Pangkalpinang.
"Kami akui selama beberapa minggu terakhir mengalami kesulitan dalam penjualan karena minat masyarakat mulai berkurang sejak pandemi COVID-19 mereda, serta mesin produksi yang masih terbatas,” katanya.
Hanya saja, dirinya diuntungkan dengan kondisi pasar yang masih rendah persaingan produk olahan sejenis. Masyarakat mungkin kurang minat mengembangkan olahan serbuk jahe merah karena memang membutuh keterampilan khusus.
Selain persaingan produk sejenis masih sedikit, kualitas tetap terjaga dengan pelayanan seoptimal mungkin," jelasnya.
Menurutnya, produk serbuk jahe merah yang dikembangkan UMKM di wilayah Kabupaten Bangka bahkan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung relatif masih sedikit, berbeda di pulau Jawa yang banyak UMKM mengembangkan usaha olahan jahe merah.
Jahe merah ditawarkan seharga Rp20 ribu per bungkus atau per botol dengan berbagai varian rasa yakni Jahe Merah (Jamer), Jahe Merah Temulawak (Jamerak)), Jahe Merah Kunyit (Jamerit), Kunyit Asam (Kunas) dan Beras Kencur (Beken).
“Bahan baku jahe merah saya peroleh membeli di salah satu pedagang eceran di pasar tradisional kota Sungailiat dengan harga yang ditentukan oleh musim,” katanya.
Usaha serbuk jahe merah yang dikembangkan bersama istrinya sampai saat ini belum memanfaatkan pinjaman permodalan dari perbankan meskipun pemerintah daerah memberikan keringanan subsidi bunga.