Jakarta (ANTARA) - Olahraga tinju profesional Indonesia kembali bergeliat dengan sejumlah ajang internasional yang bergulir baik di dalam dan di luar negeri.
Terakhir, dua atlet adu jotos kebanggaan Tanah Air Daud Yordan dan Ongen Saknosiwi membuktikan ketangguhan mereka dalam ajang bertajuk MPRO Evolution Fight Series di Balai Sarbini, Jakarta, Jumat (1/7).
Dalam momen tersebut, Daud mempertahankan gelar juara WBC Asian Boxing Council Silver kelas ringan super usai menang technical knockout (TKO) ronde keenam atas petinju Thailand Panya Uthok.
Sementara Ongen memperpanjang rekor tak terkalahkan menjadi 10 usai memukul KO Jirawat Thammachot pada ronde kedua.
Tak berhenti di sini, pencinta tinju di Tanah Air bakal kembali disuguhkan dengan aksi dari atlet kebanggaan Indonesia lainnya yang naik ring dalam event bertajuk Pattaya Fight Night di Max Muaythai Stadium, Pattaya, Thailand, Jumat (8/7).
Terdapat tiga petinju Indonesia yang akan berduel melawan petinju Negeri Gajah Putih. Partai utama adalah perebutan gelar juara WBC Asian Boxing Council Continental kelas ringan antara Hebi Marapu melawan Pipat Chaiporn.
Kemudian ada juga laga tambahan antara wakil Indonesia Jon Jon Jet melawan Surat Eaim Ong dalam pertandingan enam ronde kelas bantam super.
Lalu Ilham Leoisa bakal kembali naik ring setelah lebih dari dua tahun absen untuk menghadapi Nuttanit Sungseavee selama enam ronde di divisi ringan super.
Bagi petinju Indonesia, ini adalah kesempatan awal mereka untuk membuktikan diri mampu bersaing di pentas dunia.
Terutama Hebi Marapu yang dapat dikatakan tahun ini menjadi momen kebangkitan sekaligus kesempatan masuk dalam jajaran top petinju internasional.
Proyeksi
Setelah kekalahan dari mendiang Hero Tito di Balai Sarbini Convention Hall, Jakarta, 14 April 2021, Hebi mendapat kepercayaan dari XBC Sportech melakoni duel di luar negeri untuk kali pertama dalam karier tinju profesional.
Bahkan dia menginjakkan kaki di Eropa, tepatnya di Stadttheater Bern, Swiss pada 15 April 2022. Pada momen tersebut, Hebi tak menyiakan-nyiakan kesempatan dengan memukul TKO petinju Italia Nicola Cipolleta pada ronde kedua.
Kemenangan tersebut memperpanjang rekor kemenangan Hebi menjadi 16 dari 17 laga.
Tak butuh waktu lama, Hebi pun mendapat kesempatan untuk kembali naik ring di Thailand. Bahkan kali ini dia berduel untuk memperebutkan gelar juara WBC Asian Boxing Council Continental divisi 61,2kg.
Satu kesempatan besar untuk unjuk gigi di level Asia. Namun pada sisi lain, pertandingan melawan Pipat Chaiporn sekaligus menjadi ujian.
Terlebih Chaiporn adalah petinju Thailand yang sarat pengalaman. Sejak debut profesional 18 November 2005, petinju berpostur 163cm itu telah melakoni 62 pertandingan dengan hasil 47 kemenangan (30KO), 13 kali kalah, dan dua imbang.
Meski faktanya Chaiporn hampir tiga tahun absen di atas ring, Hebi harus tetap mewaspadai setiap gerakan petinju Thailand yang dikenal gigih, punya pukulan keras, dan pantang menyerah.
Petinju asal Nusa Tenggara Timur ini pun menyadari bahwa lawan tidak bisa di pandang sebelah mata.
Dalam perbincangan via telepon dengan ANTARA di Jakarta, Kamis, Hebi mengaku bersama tim telah mempelajari gaya bertinju lawan sekaligus menyiapkan strategi untuk mengantisipasi setiap tekanan.
Kemenangan dalam pertandingan ini memang menjadi syarat mutlak bagi Hebi untuk bisa melangkah lebih jauh.
Sebab, Chief Executive Officer XBC Sportech, Urgyen Rinchen Sim, kepada ANTARA, belum lama ini, juga mengungkapkan bakal menyiapkan langkah strategis untuk membawa Hebi masuk dalam jajaran petinju papan atas dunia.
Dengan relasi di berbagai negara, XBC Sportech, kata Simon sapaan akrab Urgyen Rinchen Sim, akan lebih sering mengirim petinju Indonesia bertanding di luar negeri.
"Guna meningkatkan intensitas berlatih dan bertanding dan dipersiapkan menuju jenjang yang lebih tinggi. Setelah event di Thailand, kami minimal satu kali lagi akan kembali menggelar ajang serupa tahun ini. Mungkin kembali di Thailand atau Vietnam. Ada beberapa kerja sama juga dengan event di Eropa," kata Simon.
Ajang unjuk gigi
Selain Hebi, dua petinju Indonesia lainnya yakni Jon Jon Jet dan Ilham Leoisa mendapat kesempatan kembali naik ring setelah lama absen.
Bagi Jon Jon Jet, pertandingan melawan Surat Eaim Ong bakal menjadi yang pertama setelah lebih dari dua tahun tak bertanding.
Kali terakhir, petinju yang memiliki nama lengkah Yohanis Mau Fatin itu naik ring saat melawan Luke Boyd di St Marys Band Club, St Marys, Australia, 9 November 2019. Sayang, ketika itu Jon Jon Jet kalah TKO pada ronde pertama.
Kekalahan pada debut pertandingan di luar negeri itu menjadi satu-satunya dari total 11 pertandingan sejak 29 Desember 2015.
Praktis pertandingan di Thailand kali ini akan menjadi momen "comeback" Jon Jon Jet sekaligus kembali ke jalur kemenangan.
Sedangkan Surat Eaim Ong yang menjadi lawan Jon Jon Jet merupakan petinju yang baru melakoni debut profesional pada 19 November 2021.
Sejak itu, Surat Eaim Ong mengantongi lima kemenangan dan satu hasil imbang. Dari segi pengalaman, tentu Jon Jon Jet lebih unggul.
Pertandingan ini pun dapat dikatakan sebagai langkah yang tepat untuk mengembalikan kepercayaan diri Jon Jon Jet yang menelan kekalahan pada debutnya di Australia.
Sementara untuk Ilham Leoisa, pertandingan di Thailand akan menjadi yang pertama berlaga di luar negeri.
Terlebih lagi, ini menjadi duel pertama setelah absen selama lebih dari dua tahun juga. Kali terakhir prajurit TNI-AU itu berlaga ketika mengalahkan Anthony Pangalila pada ronde dua di Jatim Park 3, Batu, Jawa Timur, 17 November 2019.
Sepanjang karier profesional, Ilham tercatat mengantongi rekor sembilan menang, satu kali kalah, dan satu imbang.
Duel Ilham melawan Nuttanit Sungseavee juga dapat dikatakan sebagai awal yang tepat untuk membangun kepercayaan diri Ilham bersaing di pentas internasional.
Pada sisi lain, Nuttanit Sungseavee juga adalah petinju yang baru melakoni debut profesional 27 Februari 2022.
Dengan usianya yang masih 16 tahun, Sungseavee telah mengalahkan empat petinju dan semuanya adalah rekan senegara.
Layak dinantikan kiprah tiga petinju Indonesia di Thailand nanti.
Selain wakil Merah Putih, Pattaya Fight Night juga akan menyuguhkan duel menarik lainnya.
Selain perebutan sabuk juara kelas ringan WBC Asia Continental antara Hebi dan Pipat, pertandingan perebutan gelar lainnya akan tersaji.
Petinju Selandia Baru Nort Beauchamp dan Chaiwat Buatkrathok (Thailand) akan bersaing untuk sabuk juara kelas bulu WBC Asia Continental.
Kemudian ada juga partai Emmeric Dewaele (Prancis) versus Thoedsak Sinam (Thailand) yang memperebutkan sabuk juara kelas menengah super WBA Asia. Partai tambahan lainnya adalah Hamzah Farouk dari Singapura versus petinju tuan rumah Tongthep Taeyawong.
Berita Terkait
DPD RI dukung KEK Tanjung Kelayang jadi destinasi wisata berkelanjutan
5 Desember 2024 17:49
Desa Keciput Kabupaten Belitung raih juara 3 kategori Desa Wisata Maju
19 November 2024 10:03
Pj Gubernur Babel buka festival layang-layang 2024
3 November 2024 12:50
Pemkot Pangkalpinang percantik pantai Pasir Padi, broadwalk dan fasilitas baru
9 Oktober 2024 17:21
Dubes Bulgaria tertarik keindahan pariwisata di Belitung
6 Oktober 2024 13:38
Museum Timah Indonesia edukasi siswa TK tentang sejarah timah
21 September 2024 11:36
PT Bukit Asam tiru pengelolan Musem Timah di Pangkalpinang
18 September 2024 22:35
Pengelola wisata disarankan terapkan standar keselamatan
18 September 2024 14:27