Muntok (Antara Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyebutkan perajin rotan di Desa Terentang, Kecamatan Kelapa masih terkendala pemasaran sehingga usaha rumahan tersebut belum mampu menjadi pilar ekonomi masyarakat setempat.
"Kalau pemasarannya bagus dan setiap hari ada pesanan, kami yakin akan semakin banyak warga yang betul-betul menekuni usaha kerajinan rotan. Kami berharap instansi terkait lebih giat lagi dalam mengatasi permasalahan itu," kata Sekretaris Desa Terentang, Muhammad Nasir, di Muntok, Selasa.
Ia mengatakan, Desa Terentang sejak lama menjadi sentra kerajinan berbahan baku rotan dengan produksi barang seperti keranjang, pengki, alat penangkap ikan, piring dan barang rumah tangga lain.
"Selain dari bahan rotan, ada beberapa perajin yang mulai mengombinasikan produk dengan bambu dan bahan alam lainnya, namun inovasi yang dikembangkan belum mampu meningkatkan produksi sesuai yang diharapkan," kata dia.
Menurut dia, pemasaran produk selama ini menjadi kendala serius yang dihadapi perajin karena masih dipasarkan secara tradisional.
"Selama ini barang hasil produksi disetor ke pengepul yang seterusnya dijual di pinggir jalan atau dipasarkan ke daerah-daerah lain di seluruh Pulau Bangka, namun jumlahnya masih tergolong sedikit karena peminatnya juga tidak banyak," kata dia.
Ia berharap ke depan pemerintah daerah setempat lebih serius dalam membantu pengembangan usaha masyarakat desa tersebut agar salah satu desa sentra kerajinan tersebut semakin meningkat ekonominya.
Menurut perajin rotan desa tersebut, Roki'in, selama ini dirinya menjual barang-barang produksinya hanya di pinggir jalan depan rumahnya dan yang membeli adalah mereka yang kebetulan melewati jalan tersebut.
"Peminat kerajinan rotan tidak setiap hari ada, biasanya produk rotan yang sering dibeli seperti peralatan nelayan, petani dan rumah tangga, seperti kembu, suyak, pengki dan nampan, itu pun jumlahnya cukup terbatas," kata dia.
Menurut dia, kerajinan rotan masih mengalami masa pasang surut sehingga belum bisa dijadikan profesi utama masyarakat setempat.
"Pemasaran menjadi kendala utama, kalau pesanan selalu ada setiap hari kami yakin kerajinan akan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat di daerah itu," kata dia.