Muntok (Antara Babel) - Perajin anyaman rotan Desa Terentang, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, semakin sulit mendapatkan bahan baku untuk memenuhi pesanan konsumen.
"Bahan baku di sekitar desa semakin sulit sehingga kami mengandalkan pasokan dari daerah lain, seperti Pusuk, Payak Benua, Petaling dan Mendobarat," ujar perajin rotan, Aswan, di Bangka Barat, Rabu.
Ia mengatakan, sejak menekuni usaha kerajinan anyaman rotan dirinya sering mencari sendiri bahan baku di hutan yang berada di sekitar tempat tinggalnya, namun dalam beberapa bulan terakhir ketersediaan tanaman menjalar tersebut semakin sulit.
Untuk menyiasati kendala tersebut, dirinya sering mendatangkan bahan baku dari daerah lain, apalagi saat menjelang hari besar keagamaan seperti Idul Fitri atau Idul Adha yang biasanya pesanan barang meningkat.
Hal senada dikatakan Juniar yang juga sering terkendala ketersediaan bahan baku rotan untuk memenuhi permintaan konsumen seperti keranjang, piring, penangkap ikan dan jenis lainnya.
Ia mengatakan, jenis rotan yang biasa digunakan adalah rotan manau yang memiliki kekuatan sangat baik untuk kerangka dan rotan lilin berdiameter kecil yang cukup ulet untuk dianyam atau dijadikan tali ikat.
"Kami berharap masyarakat dan pemerintah setempat menjaga hutan rotan dan membudidayakan tanaman ini untuk menjaga ketersediaan bahan baku kerajinan tersebut pada masa mendatang," kata dia.