Pangkalpinang (Antara Babel) - PT Pertamina (Persero) menyatakan proses distribusi mempengaruhi harga gas elpiji ukuran 12 kilogram di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) MENJADI lebih tinggi dibanding daerah lain.
"Babel merupakan wilayah kepulauan sehingga proses pendistribusian barang cukup panjang dan membutuhkan biaya transportasi yang tinggi," kata Sales Eksekutif PT Pertamina Palembang Hendra Handoko di Pangkalpinang, Jumat.
Ia menjelaskan, proses pendistibusian gas elpiji dari Pertamina Palembang Sumatera Selatan ke Babel menggunakan kapal laut. Selanjutnya dari pelabuhan akan didistribusikan ke agen, kemudian dari agen ke pangkalan, dan dari pangkalan ke pengecer.
"Proses pendistribusian ini cukup lama dan membutuhkan biaya transportasi cukup mahal sehingga harga gas elpiji di tingkat pedagang cukup tinggi. Jadi bukan karena Pertamina mengurangi pasokan gas elpiji sebagaimana isu yang berkembang di masyarakat," ujarnya.
Selain itu, kenaikan harga juga dipicu pasokan tersendat akibat cuaca di perairan Babel memburuk.
"Saat ini pasokan gas elpiji ke daerah ini sudah kembali normal dan berjalan lancar seiring cuaca di perairan aman untuk pelayaran," ujarnya.
Ia berharap harga gas elpiji di tingkat pedagang kembali normal sehingga tidak memberatkan ekonomi masyarakat di daerah itu.
"Kami terus berupaya menekan harga gas elpiji di daerah ini hingga kembali ke harga normal dengan mengadakan operasi pasar," ujarnya.
Selain itu, kata dia, PT Pertamina bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Babel juga akan terus memantau harga gas elpiji di tingkat pedagang.
"Jika harga gas elpiji di tingkat pedagang masih tinggi, kami akan melakukan operasi pasar secara rutin hingga harga kembali normal," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindutrian dan Perdagangan Babel Hasanudin mengatakan, saat ini harga gas elpiji ukuran 12 kilogram di tingkat pedagang eceren mencapai Rp140.000 hingga Rp160.000 per tabung dari harga normal Rp105.000.