Bangka Barat Bebas Penyakit Kaki Gajah

Muntok (Antara Babel) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung sudah terbebas penyakit kaki gajah (filariasis) sehingga tidak perlu membagikan obat albendazole pada Bulan Eliminasi Kaki Gajah pada  Oktober 2015.

"Di Provinsi Babel hanya ada dua kabupaten yang tidak membagikan obat tersebut dan salah satunya Kabupaten Bangka Barat," kata Kepala Bidang Promosi Kesehatan dan Pembinaan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangka Barat, Achmad Nursyandi, di Muntok, Senin.

Ia mengatakan, penetapan Bangka Barat sebagai salah satu daerah bebas penyakit filariasis sudah melalui proses survei penilaian hasil pengobatan dari petugas Puskesmas di masing-masing kecamatan.

Berdasarkan angka kasus yang tergolong rendah oleh Kementerian Kesehatan Kabupaten, Bangka Barat tidak perlu menggelar pengobatan massal, kata dia.

Menurut Kepala Seksi Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan es Bangka Barat, Putra Kusuma, bahwa survei penilaian hasil pengobatan dilakukan sejak akhir 2014 hingga awal 2015 terhadap anak sekolah dasar kelas 1 dan 2 di empat kecamatan, masing-masing Kecamatan Muntok, Jebus, Kelapa dan Parittiga.

"Kami mengambil sebanyak 1.538 sample darah anak-anak untuk diperiksa, berdasarkan pemeriksaan ditemukan yang positif filariasis hanya sembilan orang," kata dia.

Menurut dia, sembilan kasus yang ditemukan langsung diobati sesuai standar pelayanan medis dan tidak perlu dilakukan pengobatan massal.

"Kalau kemarin ditemukan lebih dari 18 kasus maka akan digelar pengobatan massal, namun karena hanya ada sembilan maka tidak dilaksanakan pengobatan massal," kata dia.

Penyakit kaki gajah merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filarial dan ditularkan melalui gigitan nyamuk.

Setelah tergigit nyamuk, parasit (larva) akan menjalar dan ketika sampai pada jaringan sistem limpa maka berkembanglah menjadi penyakit tersebut.

Penderita penyakit ini akan mengalami pembengkakan pada kaki, tangan dan alat kelamin.