Sungailiat, Bangka (ANTARA) - Bupati Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Mulkan yakin layanan transaksi non tunai atau Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di pasar tradisional Kite Sungailiat mampu meningkatkan nilai penjualan.
"Saya cukup yakin ke depan transaksi non tunai yang sudah mulai diterapkan pedagang di pasar tradisional Sungailiat mampu meningkatkan nilai perdagangan karena dianggap lebih aman dan efektif baik oleh pedagang maupun konsumen," kata Mulkan di Sungailiat, Sabtu menanggapi penerapan transaksi non tunai oleh Bank Indonesia bagi pedagang tradisional di pasar Sungailiat.
Dia mengatakan, dengan transaksi non tunai dianggap cukup aman dari upaya pelaku tindak kejahatan peredaran uang palsu karena dalam transaksi langsung masuk ke rekening pedagang.
"Saya berharap layanan transaksi QRIS dapat dimanfaatkan seluruh pedagang tradisional di pasar Sungailiat serta pedagang di pasar lain di Kabupaten Bangka," jelasnya.
Sebelumnya Kepala Unit Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran (IKSP) BI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Nur fadilah di Sungailiat mengatakan sistem digital QRIS memberikan kemudahan dan efisien dalam bertransaksi baik bagi pedagang maupun konsumen.
Dia mengatakan, pasar Kite Sungailiat dipilih menjadi salah satu pasar tradisional yang di pilih oleh BI untuk menerapkan sistem transaksi non tunai karena dianggap sudah siap menerapkan penjualan digital.
"Kami mencatat lebih dari 25 persen pedagang di pasar Kite Sungailiat yang sudah menggunakan QRIS dalam bertransaksi perdagangan," jelasnya.
Menurutnya, perkembangan penggunaan layanan transaksi menggunakan QRIS berdasarkan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD), Kabupaten Bangka merupakan satu dari tujuh kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berada pada posisi digital.
"Saya sarankan agar lembaga perbankan bisa membuat agen bank di pasar supaya mempermudah pedagang melakukan pencairan dana," jelas dia.