Bangka Barat, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupaya menguatkan pola komunikasi risiko untuk menuntaskan penanganan COVID-19 di daerah itu.
"Pada akhir 2022 pemerintah mengeluarkan kebijakan mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, namun ini bukan berarti pandemi COVID-19 sudah berakhir, sehingga masyarakat diminta tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk pencegahan penularan virus," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, M. Putra Kusuma di Mentok, Rabu.
Manajemen komunikasi menjadi hal penting dalam upaya penanganan COVID-19 karena dengan adanya penjelasan yang baik secara menyeluruh akan meningkatkan kesadaran masyarakat agar bisa bersama-sama mengendalikan penularan virus.
"Kita akan terus memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pandemi COVID-19, potensi penularan penyakit hingga langkah antisipasi dengan jelas, transparan dan berdasar data," katanya.
Dengan program dan kegiatan yang terukur dan tepat sasaran diharapkan pola sosialisasi dan edukasi dapat berjalan sesuai target, yakni meningkatkan kewaspadaan masyarakat di tengah pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini.
Pola sosialisasi dan edukasi ini juga penting untuk menguatkan disiplin menjalankan protokol kesehatan yang hingga saat ini menjadi langkah paling efektif dalam mengurangi risiko penularan virus.
"Pemahaman perubahan perilaku ini yang akan terus kita kuatkan agar seluruh lapisan masyarakat bisa bersama-sama ikut berperan aktif dalam mengendalikan penularan COVID-19," katanya.
Menurut dia, protokol kesehatan tetap menjadi salah satu penguatan yang penting dilakukan dan memerlukan peran serta seluruh masyarakat.
"Protokol kesehatan perlu terus dilakukan untuk melindungi diri dan menjaga orang-orang di sekitar agar tidak tertular," katanya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, dalam tiga hari terakhir tidak ditemukan warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 maupun pasien wajib isolasi.
Sedangkan jumlah kasus keseluruhan selama pandemi berlangsung ditemukan sebanyak 7.184 kasus, 164 pasien meninggal dunia dan 7.020 dinyatakan sembuh.