Koba, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, memamerkan produk unggulan UMKM daerah di Gerai Nusantara Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
"Pameran produk khas daerah di terminal bandara ini bagian dari strategi pemerintah untuk mempromosikan produk unggulan secara langsung kepada konsumen," kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Babel, Kamis.
Pemkab Bangka Tengah bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II dalam menggelar kegiatan pameran yang berlangsung pada 9-28 Februari 2023 itu.
"Bahkan, pihak Angkasa Pura II sedang berencana membuka gerai Nusantara di Terminal 1 dan 2, sebagai bentuk keseriusannya dalam menopang fasilitas promosi bagi pelaku UMKM," katanya.
Menurut Bupati, pameran produk UMKM daerah yang merupakan bentuk sinergi dan kolaborasi mitra binaan BUMN ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama para pelaku usaha kecil yang sedang merintis usaha.
"Tentu, kegiatan pameran di bandara diharapkan mampu mendorong peningkatan produksi dan permintaan pasar lokal dan luar daerah," katanya.
Pemkab Bangka Tengah dalam beberapa tahun terakhir sangat fokus melakukan pembinaan terhadap pelaku UMKM, terutama perajin produk kreatif.
"Bahkan, sektor UMKM mampu bertahan dan tumbuh di saat ekonomi daerah terpuruk dilanda pandemi COVID-19," ujarnya.
Sektor UMKM, lanjutnya, juga membantu dalam penyerapan tenaga kerja, sehingga memberikan kontribusi dalam menekan angka pengangguran.
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Bangka Tengah mencatat sektor UMKM tumbuh sebesar 28,5 persen hingga 1 Februari 2023.
"Sebelumnya, pada bulan yang sama 2022 tercatat sebanyak 15.000 UMKM, kemudian pada Februari 2023 meningkat menjadi 18.000 UMKM atau tumbuh sebesar 28,5 persen," kata Kepala Disperindagkop Bangka Tengah Ali Imron.
Di antara pemicu pertumbuhan tersebut karena mulai melandainya kasus COVID-19 dan ditambah pula keluarnya kebijakan pemerintah pencabutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Pada 2019 hingga 2021, kata Ali, pertumbuhan UMKM sempat jalan di tempat karena kondisi pandemi yang memicu terjadinya kontraksi ekonomi, sehingga menurunnya konsumsi rumah tangga akibat pembatasan sosial.
"Daya tumbuh itu mulai terlihat pada 2022 dan bahkan terjadi lompatan yang luar biasa, terutama untuk jenis usaha kuliner, toko kelontong dan jenis usaha kecil lainnya," katanya.