Seoul (ANTARA) - Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo pada Jumat mengatakan negaranya belum memutuskan kemungkinan untuk mengirim senjata mematikan ke Ukraina, meski telah ada permintaan senjata berat dari Kiev untuk mendukung perang mereka melawan Rusia.
Dalam program "Quest Means Business" di CNN, Han mengatakan bahwa Korsel telah memutuskan untuk meningkatkan dukungan finansial bagi Ukraina tahun ini, sembari berusaha membantu Kiev dengan fasilitas pembangkit listrik.
Saat ditanya apakah dia akan mempertimbangkan pengiriman senjata mematikan ke Ukraina, Han menjawab, "Tidak sekarang. Saya kira."
"Tapi kami cukup mendukung Ukraina, dan tahun ini kami memutuskan akan meningkatkan dukungan kami sebesar 130 juta dolar AS (sekitar Rp1,99 triliun), dan kami berusaha mendukung mereka dengan kemampuan pembangkit listrik dan seterusnya," kata Han.
"Apakah kami akan memberi dukungan senjata mematikan, kami belum memutuskan masalah ini," katanya.
Korea Utara melakukan uji coba penembakan rudal, termasuk rudal balistik antarbenua tahun lalu, yang mendorong Korsel dan Amerika Serikat meningkatkan latihan militer gabungan.
Sejak pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol dimulai tahun lalu, kata Han, Korsel "telah menekankan banyak upaya untuk membangun kemampuan pertahanan kami dengan cara yang benar, tetapi kami tidak menutup dialog."
"Selama Korut menjauhkan diri dari ambisi nuklir mereka yang Anda tahu sangat kuat dan ambisius, AS dan Korsel terbuka untuk dialog. Tetapi sampai sekarang, sangat disayangkan, Korut belum menanggapinya dengan cara yang diharapkan," kata Han.
Dia juga menjelaskan bahwa Korsel tidak akan mempertimbangkan untuk memiliki senjata nuklir sendiri untuk menghadapi ancaman nuklir Korut yang terus meningkat.
Saat ditanya apakah Korsel ingin memiliki armada nuklir sendiri atau ingin AS mengerahkan kembali armada nuklirnya di Seoul, Han menjawab: "Saya kira itu bukan cara yang tepat untuk kami lakukan."
"Kita harus bekerja bersama dengan masyarakat internasional, termasuk sekutu dekat kami, AS," tambah dia.
"Kami akan terus menekan Korut untuk melakukan denuklirisasi," katanya.
"Dan kami juga ingin memberi tahu Korut bahwa mengembangkan dan meningkatkan kemampuan nuklir tidak akan menjamin perdamaian dan kemakmuran di negara mereka, juga di Semenanjung Korea dan secara global," kata Han lebih lanjut.
Sumber: Yonhap-OANA