Denpasar (Antara Babel) - Bentara Budaya Bali, lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia, di Ketewel, Kabupaten Gianyar menggelar dialog buku kumpulan naskah drama "Cupak Tanah" karya Putu Satria Kusuma.
"Dialog yang melibatkan seniman, budayawan, pelajar, mahasiswa, dan elemen masyarakat itu berlangsung Sabtu petang (19/3)," kata staf Bentara Budaya Bali Putu Aryastawa di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan tampil sebagai pembicara dalam kegiatan tersebut, Ida Bagus Darmasuta, seorang penulis naskah drama yang juga aktif dalam kegiatan kesastraan dan kebahasaan.
"Cupak Tanah" berisikan delapan naskah drama yang merefleksikan pencarian Putu Satria sebagai aktor sekaligus sutradara yang mencoba mengkritisi beragam problematik di Bali. Buku tersebut meraih penghargaan Widya Pataka 2015 dari Pemprov Bali.
"Sebagian besar lakon-lakon dalam buku itu telah dipentaskan bersama Kampung Seni Banyuning, sebuah kelompok teater yang didirikan oleh Putu Satria Kusuma di tanah kelahirannya, Buleleng," ujar Putu Aryastawa.
Ia mengatakan selain diskusi, acara tersebut juga ditandai dengan pemutaran film dokumenter yang mengolaborasikan daya kreatif Putu Satria Kusuma.
Selain itu, dipentaskan sebuah pertunjukan teater "Di Ruang Tunggu", salah satu naskah dalam buku "Cupak Tanah", yang akan dibawakan oleh Teater Tebu Tuh.
Sebagai sutradara dan pemain adalah I Wayan Sumahardika dan Putu Satria Kusuma.
Acara tersebut juga menampilkan sejumlah foto terpilih karya Ida Bagus Darmasuta, Agus Wiryadhi Saidi, dan Phalayasa.
Putu Satria Kusuma (52), sastrawan dan dramawan kelahiran 1964 telah menulis dan menyutradarai sejumlah sinetron, hingga memenangkan berbagai penghargaan, di antaranya Pemenang Ketiga Penulisan Naskah Drama Dewan Kesenian Jakarta (1998), meraih hibah Yayasan Kelola (2007), dan penghargaan dari Menbudpar.