Jakarta (ANTARA) - Majelis Pendidikan Dasar, Menengah dan Nonformal PP Muhammadiyah mengimbau Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) agar dapat lebih selektif dalam memilih buku bacaan sastra bagi siswa-siswi di sekolah.
“PP Muhammadiyah meminta Kemendikbudristek untuk lebih selektif memilih buku yang cocok untuk pendidikan,” kata Wakil Ketua Pendidikan Dasar dan Menengah dan Pendidikan non-Formal (Dikdasmen PNF) PP Muhammadiyah Alpha Amirrachman dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Selain itu PP Muhammadiyah juga meminta agar buku Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra untuk sementara waktu ditarik dari peredaran, terutama dari sekolah-sekolah.
Hal tersebut lantaran panduan itu merekomendasikan buku-buku sastra yang sebagian isinya mengandung kekerasan fisik dan seksual, serta perilaku hubungan menyimpang yang tidak sesuai dengan norma agama dan kesusilaan.
“Ini tentu kontra produktif dengan penguatan pendidikan karakter yang sedang digalakkan,” ujarnya.
Menurut PP Muhammadiyah, buku-buku sastra yang direkomendasikan ini berpotensi memberikan pemahaman yang keliru bagi anak-anak, terutama dalam ranah etika dan perilaku membangun hubungan antar-manusia yang pantas dan beradab.
Buku-buku sastra yang direkomendasikan pun tidak sesuai dengan UU Nomor 44 Tahun 2008 yang melarang menyebarkan pornografi, termasuk perilaku yang menyimpang dalam bentuk apapun.
Beberapa buku sastra yang direkomendasikan antara lain mengandung frasa dan kalimat yang tidak pantas, seperti berkonotasi kepada kegiatan seksual maupun kalimat yang belum pantas bagi anak sekolah.
Terdapat pula kisah seorang anak perempuan yang terganggu kejiwaannya namun dieksploitasi secara seksual oleh seorang dewasa.
Meski dalam buku panduan terdapat disclaimer, namun itu tidak akan menjamin untuk menghalangi pembaca, terutama siswa dengan fase usia yang memiliki rasa keingintahuan besar untuk mengeksplorasinya lebih jauh, terutama aspek yang tidak sesuai norma kesusilaan dan agama.
Tak hanya itu, lanjutnya, buku pedoman dan buku-buku sastra yang direkomendasikan ini juga dapat menimbulkan kegaduhan di kalangan masyarakat dan mendisrupsi kegiatan belajar-mengajar.
“Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah mendesak Kemendibudristek untuk berhati-hati dalam membuat kebijakan dan mengkonsultasikannya secara luas dengan para pemangku kepentingan pendidikan yang relevan,” kata Alpha.
Berita Terkait
Seorang anak di Bangka raih Anugerah Kebudayaan Indonesia 2024
19 September 2024 12:25
Kemendikbudristek gelar Festival Kater Layar di Belitung Timur
1 September 2024 21:00
Sosok Zakia Minang Ayu, pelajar berprestasi asal Bangka calon penerima AKI Kemendikbudristek
22 Agustus 2024 08:51
Babel terima penghargaan Anugerah Merdeka Belajar
8 Juli 2024 10:21
Kemendikbudristek: 190.444 peserta lolos SNBT PTN Akademik
13 Juni 2024 11:29
Kemendikbudristek cabut surat rekomendasi tarif UKT di PTN dan PTNBH
28 Mei 2024 20:55
Kemendikbudristek wajibkan siswa beli seragam terbaru pada 2024, benarkah?
17 April 2024 12:04