Manggar, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, bertekad menekan angka kasus stunting hingga 14 persen pada 2024.
"Saat angka stunting sebesar 16 persen, pada 2024 kita tekan lagi hingga menyisakan 14 persen," kata Wakil Bupati Belitung Timur Khairil Anwar di Manggar, Jumat.
Khairil Anwar menjelaskan, tim di tingkat pemerintah desa sudah mulai aktif untuk ikut menurunkan angka stunting dan bahkan pihak swasta juga sangat sigap untuk membantu pemerintah menangani stunting.
"Kepala desa konsukuen, beberapa perusahaan malah menyatakan selalu siap membantu jika ada kasus stunting,” ujar Khairil.
Baca juga: Pemkab Bangka Barat siapkan program orang tua asuh anak stunting
Saat ini kata masih terdapat kekurangan dalam pengimputan data, namun dirinya yakin dengan kerja sama dan kerja keras data-data tersebut akan segera diselesaikan.
"Kelemahan kita di data, banyak yang tidak masuk. Data-data bantuan untuk program stunting banyak yang tidak ada di OPD sehingga susah untuk memisahkan, namun ke depan kita akan perbaiki itu,” ujar Khairil.
Khairil Anwar juga mengatakan bahwa pola asuh dan makan jadi sumber utama terjadinya kasus stunting.
Baca juga: Bangka Barat mengajak kades atasi stunting dan ODF
"Jadi kita sudah turun ke beberapa desa, langsung ke rumah keluarga-keluarga yang punya resiko stunting. Kalau dari rumah mereka layak, yang jadi masalahnya ternyata dari pola makan dan asuh orang tua," ujar Khairil.
Pola asuh dan makan itu katq Khairil terlihat dari cara pemberian makan kepada bayi atau anak, dimana orang tua acuh atau menyerah saat anak tidak ingin makan.
“Orang tua saat bayi tidak mau makan langsung pasrah saja dan jug tidak bervariasi dalam membuat lauk pauk. Misalnya telur atau ikan hanya digoreng saja, mestinyq dibuat menu yang bervariatig," jelas Khairil.
Baca juga: Pelajar harus bisa menjadi duta pengentas stunting