Mentok, Babel (ANTARA) - Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berupaya mengokohkan peran keluarga agar mampu mencetak generasi penerus yang terbebas dari stunting.
"Selama ini kami selalu memberikan perhatian khusus terhadap upaya percepatan penurunan stunting di Bangka Barat dengan menggandeng instansi, organisasi perangkat daerah dan para ibu-ibu hingga ke tingkat dusun," kata Ketua Kelompok Kerja I TP-PKK Kabupaten Bangka Barat Ifa Masrifah di Mentok, Jumat.
Upaya percepatan penurunan stunting tersebut dilakukan TP-PKK Bangka Barat melalui program-program kerja yang saling bersinergi antarkelompok kerja (pokja) di dalam organisasi PKK.
"Tidak ditunjuk kepada salah satu pokja, tapi melalui gotong royong dari pokja satu sampai empat. Kita didik masyarakat bagaimana menjadi keluarga Indonesia sejahtera melalui pola asuh anak yang baik," ujarnya.
Empat pokja dalam PKK tersebut saling bekerja sama untuk memberikan sosialisasi dan penyuluhan terkait penurunan stunting, mulai dari pencegahan pernikahan dini, penanaman tumbuhan di pekarangan rumah, pola asuh anak, pendidikan keluarga, sampai posyandu ibu hamil dan balita.
Menurut dia, Ketua TP-PKK Bangka Barat Rosmala Sukirman sejak lama telah menginstruksikan kepada tim untuk melibatkan pihak-pihak dari dinas terkait untuk membantu menjalankan target program yang sudah direncanakan.
"Kita bersama Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian dan Pangan juga bekerja sama agar anak-anak bisa mendapatkan makanan yang beragam, bergizi seimbang dan aman," katanya.
Ke depan, TP-PKK Bangka Barat juga akan menggandeng Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Bangka Barat untuk melakukan penyuluhan dan sosialisasi terkait pencegahan pernikahan dini dan pemberdayaan perempuan.
Menurut dia, pola asuh ibu merupakan hal penting sehingga perlu kesiapan mental dan lain-lain yang matang sehingga seluruh komponen masyarakat perlu ikut berperan serta dalam mencegah terjadinya perkawinan usia anak yang berdampak serius terhadap kelangsungan hidup keluarga.
Hal ini selaras dengan arahan Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat membuka puncak Hari Keluarga Nasional ke-30 yang berlangsung di Pangkalan Balai, Banyuasin Sumatera Selatan, pada Kamis 6/07).
Dalam pidatonya, Ma'ruf meminta peran keluarga dalam mencetak generasi penerus bebas stunting diperkuat karena prevalensi stunting di Indonesia saat ini mencapai 21,6 persen, sementara pada 2024 prevalensi stunting ditargetkan menjadi 14 persen.
Pada kesempatan itu Ma'ruf titip kepada seluruh keluarga Indonesia untuk terus memperkokoh peranan keluarga dalam mencetak generasi penerus yang bebas stunting, fisiknya, mentalnya maupun kehidupannya.