Koba, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, meningkatkan kapasitas dan kompetensi petugas pelayanan anak untuk memberikan perlindungan dari tindak kekerasan.
"Peningkatan SDM petugas pelayanan anak ini penting agar lebih peduli terhadap anak dan tidak beranggapan bahwa permasalahan anak adalah permasalahan domestik," kata Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sumber Daya manusia Pemkab Bangka Tengah Tamimi di Koba, Sabtu.
Usai membuka pelatihan peningkatan kapasitas SDM petugas pelayanan anak, Tamimi berharap hasil dari pelatihan tersebut bisa berdampak terhadap pola kerja dan kerja keras mereka dalam menekan kasus kekerasan terhadap anak.
"Menjadikan lingkungan yang ramah bagi anak membutuhkan dukungan semua elemen, tidak mesti diserahkan kepada pemerintah saja," ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, diperlukan komitmen bersama dan berkolaborasi dalam mewujudkan daerah yang ramah bagi kehidupan dan masa depan anak.
"Apabila seluruh elemen mulai dari pemerintah, masyarakat, dunia usaha, hingga orang tua bergerak bersama memberikan pelayanan terbaik bagi anak maka mereka akan menjadi generasi yang berkualitas dan unggul," ujarnya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Bangka Tengah Dede Lina Lindayanti mengakui kasus kekerasan terhadap anak cenderung meningkat.
Data sepanjang tahun 2022 tercatat, kasus kekerasan terhadap anak yang dilaporkan mencapai 38 kasus dan pada 2021 tercatat 34 kasus dengan jumlah korban 45 anak.
"Kendati kasus kekerasan terhadap anak tergolong meningkat, namun tidak mempengaruhi menjadi kabupaten layak anak," ujarnya.
Ia mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama melindungi anak karena anak merupakan cikal bakal pemimpin di masa mendatang.
"Kita lindungi anak. Masyarakat, pemerintah, eksekutif, legislatif, yudikatif, dan media harus peduli anak," ujarnya.