Muntok (Antara Babel) - Pengurus Persatuan Gasing Seluruh Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Sofian Sahaba meminta seluruh sekolah memberikan materi permainan tradisional gasing untuk pelestarian budaya dan pendidikan karakter bagi generasi muda di daerah itu.
"Permainan gasing layak masuk dalam pelajaran muatan lokal di sekolah-sekolah sebagai salah satu bentuk pelestarian budaya daerah," katanya di Muntok, Minggu.
Menurut dia, gasing selain sebagai permainan olahraga tradisional dan bersifat rekreasi juga mampu meningkatkan karakter generasi muda.
Permainan kampung itu, kata dia, mengandung nilai-nilai Pancasila, melatih ketangkasan, kesabaran, ketelitian, kejujuran, dan pendidikan.
Ia berharap Disdikpora bekerja sama dengan instansi yang menangani kebudayaan bisa memasukkan gasing dalam pelajaran di sekolah.
Nilai-nilai yang dikandung dalam permainan gasing akan memberikan dampak positif bagi perkembangan mental anak-anak.
Dalam permainan gasing, kata dia, sepanjang sejarah permainan tersebut belum pernah terjadi tawuran atau perkelahian antarpemain maupun penonton.
"Mereka akan berjabat tangan setelah permainan selesai tanda persahabatan dan saling mengakui kemenangan maupun kekalahan gasing yang dimainkannya, hanya buah gasing yang beradu, sedangkan pemainnya penuh canda dan gembira," katanya.
Selain itu, menurut dia, permainan gasing sejak 2008 sudah disepakati dan ditetapkan aturan mainnya sehingga bisa dijadikan olahraga prestasi.
"Arena pertandingan, alat permainan, tata cara bermain, gaya, pakaian, wasit, dan seluruh penunjang permainan sudah ditetapkan oleh Dirjen Nilai Budaya, Seni, dan Film Departemen Kebudayaan dan Pariwista, jadi lebih mudah dipelajari," katanya.
Dengan berbagai kelengkapan permainan yang ada, dia berharap gasing bisa diajarkan secara seragam di sekolah-sekolah dan bisa dijadikan sebagai cabang olahraga prestasi.