Mentok, Babel (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menggencarkan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Musim kemarau masih berlangsung hingga saat ini, banyak rumput dan semak belukar yang kering dan mudah terbakar. Kami berharap masyarakat bisa ikut bersama-sama berpartisipasi aktif dalam mencegah kemungkinan terjadinya karhutla," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bangka Barat Achmad Nursyandi di Mentok, Rabu.
Ia mengimbau warga waspada potensi musibah kebakaran selama musim panas saat ini.
Menurut dia, musibah kebakaran mampu dicegah dengan beberapa langkah tepat yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain dengan memperhatikan jaringan listrik di rumah masing-masing.
Jika ditemukan adanya kabel yang terbuka, kendor, atau mengalami permasalahan, kata dia, segera menghubungi pihak PLN agar tidak memicu terjadinya arus pendek yang bisa menyebabkan kebakaran.
Selain itu warga juga diimbau untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar untuk mencegah penyebaran kobaran api ke berbagai titik yang tidak diinginkan.
"Pembukaan lahan bisa menggunakan alat berat atau pola lain yang lebih aman. Jangan membuka lahan dengan cara membakar agar tidak terjadi kebakaran hutan, kemudian berhati hati juga ketika membuang puntung rokok karena sebagian kasus karhutla di Bangka Barat diduga akibat dari keteledoran warga membuang puntung rokok sembarangan, baik sengaja maupun tidak sengaja," katanya.
Selain itu ia juga meminta seluruh warga lebih cermat dalam menentukan lokasi bakar sampah dan diusahakan jauh dari benda yang mudah terbakar.
"Kami berharap warga dapat menghemat penggunaan air selama masa kemarau ini, agar pada saat terjadi kebakaran sumber air dapat ditemukan dengan mudah untuk memadamkan api," katanya.
Kepada para pemilik usaha, terutama usaha Pertamini dan usaha lain yang memiliki risiko tinggi terjadi kebakaran, ia minta untuk menyiapkan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
"Kalau misalnya belum tahu cara menggunakan APAR, nanti bisa koordinasi dengan aparat desa setempat agar dibuatkan kegiatan pelatihan dan tata cara penggunaan alat tersebut," katanya.