Pangkalpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memfokuskan diri dalam mengatasi dan menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla), sebagai dampak kemarau serta El Nino diperkirakan berakhir minggu kedua November 2024.
"Cuaca panas masih melanda Babel dan ini patut menjadi perhatian khusus," kata Penjabat Gubernur Kepulauan Babel Suganda Pandapotan Pasaribu di Pangkalpinang, Senin.
Ia mengatakan kondisi kemarau dan dampak El Nino di Kepulauan Babel mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan, sehingga perlu ada tindakan yang cepat, tepat agar karhutla ini tidak meluas.
"Akhir-akhir ini wilayah Babel sering terjadi karhutla dan ini harus segera diatasi dengan cepat dan tepat, guna mengurangi dampak dari kebakaran tersebut," katanya.
Kepala BPBD Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa mengatakan kasus karhutla di Provinsi Kepulauan Babel sudah mencapai luas 1.622 hektare dengan jumlah 828 kejadian atau meningkat dibandingkan pekan lalu seluas 1.476,86 hektare dengan jumlah 791 kejadian karhutla.
Seluas 1.622 hektare karhutla dengan 828 kejadian kebakaran tersebut tersebar di Belitung Timur 563,06 hektare dengan 276 kejadian, Belitung 389,53 hektare dengan 201 kejadian kebakaran.
Selanjutnya, karhutla di Bangka Barat 247,99 hektare dengan 145 kejadian, Bangka Tengah 248,14 hektare dengan 78 kejadian, Pangkalpinang 72,77 hektare dengan 63 kejadian, Bangka Selatan 64,52 hektare dengan 52 kejadian, dan Kabupaten Bangka 36 hektare dengan 14 kejadian karhutla.
"Dalam sepekan terakhir ini, penambahan karhutla terbanyak terjadi di Bangka Tengah, Belitung Timur dan Belitung, sehingga perlu kerja sama semua pihak dan masyarakat dalam menangani serta mencegah karhutla ini," katanya.