Koba, Babel (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengingatkan warga untuk lebih waspada terhadap kondisi dampak perubahan iklim saat ini karena dapat memicu bencana alam.
"Perubahan iklim yang terjadi di dunia secara nyata juga memicu peningkatan potensi kejadian bencana," kata Kepala BPBD Bangka Tengah Yudhi Sabara di Koba, Senin.
Ia mengatakan perubahan iklim terbukti meningkatkan frekuensi kejadian bencana dengan drastis dan ekstrem di Bangka Tengah.
"Sejauh ini ada empat jenis bencana, yakni banjir, puting beliung, karhutla, dan kebakaran lainnya," ujarnya.
BPBD Bangka Tengah mencatat hingga Oktober 2023 terjadi 192 bencana yang mengakibatkan 10 rumah rusak.
"Ini merupakan data terbaru, dengan rincian empat bencana banjir, 175 kasus karhutla, sembilan bencana puting beliung dan tujuh kasus kebakaran lainnya," ujarnya.
Bencana yang terjadi didominasi kebakaran hutan dan lahan yang mencapai 175 kasus.
Pihaknya juga sudah memetakan beberapa titik rawan karhutla, di antaranya sepanjang jalan Desa Penyak hingga Desa Terentang, kawasan By Pass Koba, Arung Dalam, dan beberapa titik di kecamatan lainnya.
"Titik rawan kebakaran bertambah saat kemarau, ada sebelumnya kami anggap tidak rawan namun sekarang menjadi rawan terbakar karena kemarau sudah terlalu panjang," ujarnya.
Yudhi mengatakan karhutla juga melanda kawasan Hutan Kota Koba seluas 75 hektare dan sejumlah kebun warga di sekitarnya.
"Saat ini kawasan Hutan Kota Koba terus kita pantau karena dekat dengan pemukiman dan fasilitas publik seperti sekolah," ujarnya.