Pangkalpinang (Antara Babel) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bangka Belitung dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kepulauan Bangka Belitung menjalin kerjasama dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian di wilayah itu khususnya berbagi data dan informasi.
"Kerjasama yang segera disinergikan secara "Information dan Technology" adalah sosialisasi harga Babel melalui berbagai web media massa yang ada di sini," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bangka Belitung, Bayu Marwanto, Rabu.
Ia mengatakan, hasil kajian ekonomi BI pada triwulan I 2016, perekonomian Bangka Belitung yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan mencapai Rp11.568 miliar atau tumbuh sebesar 3,30 persen, melambat dari triwulan sebelumnya 4,28 persen.
"Perlambatan ekonomi itu disebabkan oleh melemahnya kinerja industri Crude Palm Oil (CPO), masih lemahnya kinerja lapangan usaha utama di bidang pengolahan dan pertambangan timah dan menurunnya produksi tanaman perkebunan seperti kelapa sawit dan lada," ujarnya.
Selain itu, produksi hasil perikanan juga mengalami penurunan yang disebabkan kondisi cuaca yang kurang baik untuk melaut dan adanya banjir yang menerjang sejumlah tambak dan kolam budidaya ikan air tawar.
"Capaian pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi Sumatera yang tercatat sebesar 4,18 persen dan nasional 4,92 persen," katanya.
Sementara dari sisi pengeluaran, perlambatan disebabkan terkontraksinya ekspor dan masih terbatasnya investasi walaupun sudah membaik. Faktor penyebab menurunnya ekspor luar negeri adalah menurunnya permintaan dan harga jual komoditas unggulan yang menjadi andalan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu logam timah dan CPO akibat melemahnya perekonomian global.
"Sedangkan impor yang menjadi pengurang PDRB mengalami pertumbuhan sebesar 74,76 persen. Komponen yang memiliki pertumbuhan tertinggi adalah pengeluaran konsumsi LNPRT sebesar 10,91 persen, pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 6,73 persen dan pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 5,22 persen,¿ ujarnya.
Menurut dia, penyebab pertumbuhan pengeluaran konsumsi LNPRT salah satunya adalah perayaan hari besar keagamaan yaitu Imlek, di mana kegiatan tersebut mendorong lembaga keagamaan meningkatkan aktivitasnya, serta terjadinya bencana banjir beberapa bulan lalu.
"Perkembangan perbankan daerah dan sistem pembayaran pada Februari dan Maret 2016 juga mendorong banyak lembaga non profit ikut berperan aktif dalam memberikan bantuan dan pertolongan," katanya.
Mengenai masalah inflasi, pihaknya mencatat pada triwulan I 2016 inflasi di provinsi itu mencapai 5,50 persen disebabkan oleh terbatasnya pasokan dan meningkatnya konsumsi masyarakat.
"Inflasi di Babel pada triwulan lebih tinggi dari triwulan IV 2015 sebesar 3,28 persen. Kondisi ini didorong oleh meningkatnya inflasi kelompok "volatile food" akibat terbatasnya pasokan dan meningkatnya permintaan serta meningkatnya inflasi kelompok "administered prices" yang didorong oleh meningkatnya tarif angkutan udara," ujarnya.
Ia menyebutkan, secara umum inflasi Bangka Belitung lebih rendah dibandingkan inflasi Sumatera sebesar 5,71 persen, namun lebih tinggi dibanding inflasi nasional sebesar 4,45 persen.
"Kajian BI juga mencatat realisasi pendapatan daerah rata-rata mencapai 25 persen, sedangkan realisasi belanja sebesar 8 hingga 12 persen dari rencana realisasi pendapatan daerah triwulan I 2016 rata-rata mencapai 25 persen," katanya.
BI-Kadin Dorong Pertumbuhan Perekonomian Babel
Rabu, 15 Juni 2016 22:38 WIB
Kerjasama yang segera disinergikan secara "Information dan Technology" adalah sosialisasi harga Babel melalui berbagai web media massa yang ada di sini.