Belitung (ANTARA) - Tokoh masyarakat Tionghoa Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Ayie Gardiansyah menyatakan tradisi "Cheng Beng" atau sembahyang kubur dapat menjadi daya tarik pariwisata bagi "Negeri Laskar Pelangi".
"Tinggal dikemas dengan bagus maka bisa menjadi daya tarik pariwisata," katanya usai menghadiri rapat Belitung Chinese Internasional Festival 2024 di Tanjung Pandan, Rabu.
Menurut dia, pemerintah daerah dapat mengemas tradisi sembahyang kubur di daerah itu yang diselenggarakan setiap tahunnya menjadi agenda pariwisata.
Pelaksanaan "Cheng Beng" atau tradisi sembahyang kubur di daerah itu akan berlangsung pada 4 Maret - 5 April 2024 mendatang.
Ia mengatakan, tradisi sembahyang kubur memiliki nilai pariwisata dan ekonomi yang tinggi jika dikemas dengan sebaik mungkin menjadi sebuah agenda pariwisata.
"Karena selama ini tradisi "Cheng Beng" belum dikemas saja, jadi penting untuk dikemas karena memiliki potensi nilai ekonomi yang tinggi," ujarnya.
Dikatakannya, tradisi sembahyang kubur sudah menjadi tradisi turun temurun yang dilaksanakan oleh warga keturunan Tionghoa bukan hanya di Belitung saja namun di belahan dunia manapun.
Baca juga: Belitung kemas tradisi "Cheng Beng" menjadi agenda pariwisata
"Hukumnya wajib bagi para ahli waris untuk melakukan ziarah kubur leluhurnya lintas agama, jadi agama apapun wajib pulang pada bulan itu untuk berziarah, kalau penganut Budha dan Khonghucu mereka sembahyang sesuai tradisi tapi kalau kristen dan katolik mereka mempersembahkan karangan bunga," katanya.
Ayie mengatakan, pada momentum "Cheng Beng" warga keturunan Tionghoa yang berada di luar daerah mereka wajib pulang ke kampung halaman guna berziarah ke makam para leluhur.
Ia menyebutkan, para peziarah tersebut bahkan ada yang berasal dari luar negeri seperti dari Australia, Hongkong, Tiongkok, dan Taiwan.
"Memang terjadi setiap tahun mereka pulang kampung yang dari luar negeri juga pulang kampung untuk ziarah," ujarnya.
Ia berharap, pelaksanaan "Cheng Beng" 2024 ini dapat memberikan dampak positif bagi daerah salah satunya adalah meningkatkan kunjungan wisatawan dan ekonomi daerah.
"Kami sangat mendukung upaya pemerintah daerah dalam mengemas tradisi "Cheng Beng" menjadi agenda pariwisata," katanya.