New York (ANTARA) - Para pegiat kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (9/2) menyoroti sebuah statistik memprihatinkan yang menyebut bahwa 700.000 anak-anak di Sudan saat ini menghadapi ancaman malanutrisi paling parah akibat konflik yang sedang berlangsung.
James Elder, Juru Bicara Dana Anak-Anak PBB (UNICEF), menggambarkan situasi di Sudan itu sebagai "pengungsian anak-anak terbesar di dunia," dengan 4 juta anak mengungsi.
"Itu berarti 13.000 anak setiap hari selama 300 hari," kata Elder.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) baru-baru ini menyerukan permohonan dana senilai 2,7 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.734) guna memenuhi kebutuhan mendesak di Sudan.
Namun, capaian pendanaan tersebut masih jauh dari target, yaitu hanya 4 persen. Hal ini terjadi di tengah konflik brutal yang pecah pada April 2023, dengan faksi-faksi yang berseteru tidak menunjukkan tanda-tanda mematuhi upaya-upaya perdamaian.
Kunjungan Elder baru-baru ini ke Darfur, Sudan, mengungkapkan kenyataan menyedihkan yakni dari 700.000 lebih anak yang menderita malanutrisi akut parah, UNICEF mungkin hanya dapat menangani kurang dari separuhnya tanpa adanya dukungan dan akses yang lebih baik.
Berita Terkait
PBB: Ada 'lubang menganga' dalam dialog untuk akhiri perang di Sudan
2 Maret 2024 22:35
Pertempuran Sudan tewaskan 190 anak-anak
5 Mei 2023 14:36
Evakuasi tahap 2 pulangkan 363 WNI dari Sudan
30 April 2023 17:23
Presiden Sudan Selatan berjanji akan akhiri perang
19 Juli 2018 19:33
Indonesia terbangkan bantuan kemanusiaan ke Yaman, Palestina, Sudan malam ini
14 Oktober 2024 16:47
Jumlah korban tewas akibat hujan di Sudan bertambah jadi 53 orang
12 Agustus 2024 11:07
Kemenlu evakuasi 926 WNI dari wilayah Sudan
9 Agustus 2024 16:46
Serangan paramiliter RSF tewaskan 15 orang di El Fasher, Sudan
9 Agustus 2024 14:29