Belitung (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengatakan kenaikan harga beras disebabkan oleh kondisi gagal panen petani di kawasan sentra produksi beras maupun petani lokal.
"Karena fenomena El Nino kemarin menyebabkan banyak petani gagal panen," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Belitung, Destika Efenly di Tanjung Pandan, Jumat.
Menurut dia, gejolak kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di daerah saja melainkan telah menjadi isu nasional dan berlangsung di berbagai daerah.
Menurut dia, informasi terakhir menyebutkan kondisi harga beras akan mulai stabil dalam beberapa hari ke depan.
"Karena pada Maret ini sudah banyak petani yang mulai panen sehingga harga gabah kering yang kemarin mencapai Rp8 ribu per kilogram bisa segera turun," ujarnya.
Menurut dia, kondisi gagal panen ini juga dialami oleh petani lokal di Belitung sehingga memicu lonjakan harga sejumlah komoditi pertanian seperti cabai dan bawang merah.
"Setelah saya cermati memang banyak petani yang gagal panen akibat iklim kemarin bahkan periode di musim tanam Desember kemarin mungkin menghasilkan sekitar rata-rata 60 persen," katanya.
Oleh karena itu, untuk menstabilkan kenaikan harga beras dan komoditi bahan kebutuhan pokok lainnya, DKPP Belitung menggelar kegiatan Pasar Tani dengan menjual bahan kebutuhan pokok yang lebih rendah dibandingkan harga pasaran.
"Kami harapkan komoditi bahan kebutuhan pokok yang dijual di Pasar Tani ada selisih harga di tengah gejolak kenaikan harga bahan kebutuhan pokok sekarang ini," ujarnya.