Belitung (ANTARA) - Kantor Kementerian Agama Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengajak umat Islam di daerah itu untuk saling menghormati soal perbedaan awal Ramadhan 1445 Hijriah.
"Kami mengimbau umat Islam untuk saling menghormati terkait perbedaan awal Ramadhan 1445 Hijriah," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Belitung, Masdar Nawawi di Tanjung Pandan, Minggu.
Menurut dia, "ikhtilaf" ataupun perbedaan dalam menentukan awal Ramadhan 1445 Hijriah merupakan hal yang wajar-wajar saja sehingga diharapkan umat Islam untuk dapat saling menghargai dan menghormati adanya perbedaan tersebut.
"Ada organisasi Islam yang besok sudah melaksanakan ibadah puasa karena itu adalah pendapatnya dan punya dasar terkait dengan metode hisab (penghitungan), maka tidak ada masalah," ujarnya.
Untuk itu, apabila bagi umat Islam yang pada, Senin (11/3) besok belum berpuasa maka diharapkan dapat untuk saling menghormati perbedaan awal Ramadhan 1445 Hijriah.
Baca juga: Pemerintah tetapkan awal Ramadhan jatuh pada Selasa 12 Maret 2024
Baca juga: Hilal awal Ramadhan 1445 Hijriah di Belitung terhalang cuaca mendung
"Jadi intinya adalah mari kita saling menghormati akan perbedaan ini," katanya.
Menurut Masdar, dalam menentukan awal Ramadhan ada dua metode yang digunakan yakni hisab (penghitungan) dan Rukyatul Hilal (pengamatan anak bulan).
"Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama RI menggunakan kedua-duanya. Apabila pada saat rukyat dan hilal tidak terlihat karena sesuatu maka sesuai hadis Nabi Muhammad SAW puasa digenapkan menjadi 30 hari," ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk menunggu keputusan resmi dari pemerintah pusat tentang penentuan awal Ramadhan 1445 Hijriah melalui sidang isbat yang akan digelar malam ini.
"Apabila ada yang melihat hilal maka besok kita sudah berpuasa, apabila tidak ada yang melihat hilal di atas tiga derajat maka puasa akan dilaksanakan pada, Selasa (12/3) mendatang," katanya.