Sungailiat (ANTARA) - Ketua Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Boy Yandra mengingatkan masyarakat di daerah itu mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) dengan meningkatkan kebersihan lingkungan.
"Saya ingatkan seluruh masyarakat supaya meningkatkan kebersihan lingkungan karena hingga sekarang penyebaran penyakit DBD terbilang cukup tinggi mencapai 88 kasus," kata Boy Yandra di Sungailiat, Kamis.
Puluhan kasus DBD tersebut, kata dia, diketahui sebanyak dua pasien DBD meninggal dunia yang berasal dari Kelurahan Sungailiat dan Kelurahan Sinar Baru.
Dari kumulatif penyebaran kasus DBD yang ditangani puskesmas, terbanyak berasal dari Puskesmas Kelurahan Kenanga menangani sebanyak 17 kasus, Puskesmas Pemali terdata 10 kasus, Puskesmas Sungailiat terdapat sembilan kasus serta Puskesmas Bakam sembilan kasus serta kasus dari berbagai wilayah kelurahan dan kecamatan.
"Hanya Puskesmas Penagan Kecamatan Mendo Barat yang sampai saat ini tidak menangani pasien terinfeksi DBD," jelas Boy Yandra.
Dia mengatakan, HAKLI intensif memberikan edukasi pencegahan penyebaran DBD baik langsung ke masyarakat maupun melalui lembaga pendidikan formal tingkat SMP dan SLTA sederajat.
"Kami melibatkan peran aktif pelajar menjadi kader juru pemantau jentik (jumantik), kader jumantik setiap minggu melapor ke guru kelas kondisi lingkungan rumah ada atau tidak penyebaran DBD," ujarnya.
Jika dalam laporan itu diketahui ada potensi penyebaran DBD, kata Boy Yandra, guru yang bersangkutan akan melapor ke pihak puskesmas wilayah setempat supaya melakukan tindakan penyelidikan epidemiologi (PE).
Penyelidikan Epidemiologi DBD adalah kegiatan pencarian penderita atau tersangka DBD lainnya dan pemeriksaan jentik di tempat tinggal penderita dan rumah/bangunan sekitarnya termasuk tempat-tempat umum dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter atau kira - kira 20 rumah yang berada di sekitar rumah penderita.
"Saat dilakukan PE di lapangan dan ketahui banyak jentik nyamuk, seketika itu pula petugas puskesmas akan memberikan serbuk abate," jelasnya.
Boy Yandra minta masyarakat jika mendapati atau terkena gigitan nyamuk dengan warna ruas kaki hitam putih hendaknya segera ke puskesmas untuk memperoleh pemeriksaan kesehatan, karena dengan ciri itu dipastikan nyamuk Aedes aegypti.
"Gigitan nyamuk demam berdarah tidak hanya mengancam di lingkungan rumah, tetapi juga dapat terjadi di lingkungan lain termasuk di lingkungan sekolah," ujarnya.
Boy Yandra mengajak masyarakat melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) seperti, menguras tempat penampungan air secara rutin, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang atau menimbun berbagai barang yang memiliki potensi dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.
"Pada saat tidur, masyarakat juga harus memakai kelambu dan menggunakan obat anti nyamuk," katanya.
HAKLI Bangka ingatkan masyarakat mewaspadai penyebaran DBD
Kamis, 18 April 2024 20:26 WIB