Muntok (Antara Babel) - Bangunan Rumah Mayor China yang pernah menjadi tempat kediaman Mayor Chung A Tiam di Kota Muntok, Provinsi Bangka Belitung perlu diekspos untuk meningkatkan jumlah wisatawan ke daerah itu.
"Rumah Mayor China yang berlokasi di depan Pelabuhan Muntok selama ini kurang dipublikasikan, padahal bangunan tua itu memiliki nilai sejarah luar biasa," ujar Ketua Muntok Heritage Community Chairul Amri Rani di Muntok, Jumat.
Ia mengatakan, jika masyarakat bekerja sama dengan pemerintah daerah mampu mengoptimalkan potensi tersebut, kepariwisataan Bangka Barat akan semakin berkembang dan bukan tidak mungkin wisatawan dari China akan berdatangan ke ujung barat Pulau Bangka tersebut.
Rumah Mayor China yang berlokasi persis di depan Pelabuhan Muntok itu dibangun pada 1834 dengan bentuk bangunan banyak dipengaruhi arsitektur Eropa lengkap dengan pilar-pilar besar dan pada pintu masuk terdapat dua relief Shisa.
"Dulunya Rumah Mayor China ini merupakan kediaman Mayor Chung A Tiam, mayor kedua yang diangkat oleh Pemerintah Belanda sebagai kepala masyarakat China di Kota Muntok," ujarnya.
Ia mengatakan, pada masa itu warga etnis Thionghoa banyak terdapat di Kota Muntok. Mereka sengaja didatangkan Pemerintah Kolonial Belanda melalui perusahaan tambang timah Banka Tin Winning Berdrijf (BTW).
BTW sebagai pemegang monopoli penambangan timah banyak mendatangkan tenaga kerja langsung dari China untuk melakukan penambangan besar-besaran di Pulau Bangka dan melarang pertambangan partikelir.
"Sejarah berkembangnya etnis Tionghoa di Pulau Bangka berawal dari masa itu dan ini sangat menarik untuk diungkap dan diungkit untuk meningkatkan kepariwisataan Kota Pusaka Muntok," kata dia.
Ia mengatakan, beberapa waktu lalu sejarawan Doktor Erwiza Erman sudah merelakan waktu datang ke Kota Muntok untuk melihat-lihat berbagai peninggalan sejarah yang ada di daerah itu.
Pada pertemuan tersebut, sejarawan senior tersebut menyanggupi untuk membantu Bangka Barat mengangkat potensi sejarah yang dimiliki dan berjanji akan datang ke kota itu untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
"Kami sangat berharap jalinan kerja sama dengan para sejarawan ini terus berlanjut karena bagaimana pun Kota Muntok yang sudah mendeklarasikan diri menjadi kota wisata sejarah harus mampu mengungkap berbagai sejarah yang dimiliki untuk meningkatkan wisata daerah," kata dia.
