Hari ini Kemenag berangkatkan 7.204 orang calon haji Indonesia

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) RI memberangkatkan sebanyak 7.204 orang calon haji Indonesia ke Jeddah, Arab Saudi pada hari ke-16 operasional haji Indonesia, Senin.
 
Seluruh jamaah calon haji yang tergabung ke dalam kelompok tersebut akan diterbangkan langsung menuju King Abdul Aziz International Airport (KAAIA) Jeddah, dan akan langsung bertolak menuju Makkah.
 
"Hari ini, Senin 27 Mei 2024 terdapat 18 kelompok terbang dengan jumlah jamaah haji 7.204 orang, akan diterbangkan ke Jeddah," kata Petugas Media Center Haji (MCH) Widi Dwinanda dalam konferensi pers penyelenggaraan ibadah haji, yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
 
Secara rinci, Widi menyebutkan seluruh jamaah calon haji yang diberangkatkan hari ini berasal dari berbagai embarkasi, di antaranya embarkasi Surabaya (SUB) sebanyak 1.484 orang atau empat kloter dan embarkasi Palembang (PLM) sebanyak 450 orang atau satu kloter.

Selanjutnya, embarkasi Padang (PDG) sebanyak 393 orang atau satu kloter dan embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) sebanyak 1.320 orang atau tiga kloter.
 
"Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) sebanyak 880 orang atau dua kloter, embarkasi Batam (BTH) sebanyak 350 orang atau satu kloter," ujarnya.
 
Kemudian, katanya, embarkasi Solo (SOC) sebanyak 720 orang atau dua kloter, embarkasi Kertajati (KJT) sebanyak 440 orang atau satu kloter, dan embarkasi Makassar (UPG) sebanyak 450 orang atau satu kloter.
 
Selanjutnya, embarkasi Lombok (LOP) sebanyak 393 orang atau satu kloter, serta embarkasi Balikpapan (BPN) sebanyak 324 orang atau satu kloter.
 
Para jamaah calon haji Indonesia, kata Widi, akan berada di Arab Saudi selama kurang lebih 41 hari. Selama waktu tersebut, para jamaah diimbau untuk tetap mengindahkan budaya setempat dalam pergaulan.
 
Beberapa hal di antaranya, sambungnya, seperti memakai pakaian yang menutup aurat, bersikap wajar terhadap lawan jenis, memenuhi larangan dan ketentuan hotel, serta tidak bersendawa di sembarang tempat, karena budaya setempst menilai perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang tidak baik.