Ternate (Antara Babel) - Konferensi Provinsi (Konferprov) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Maluku Utara (Malut) yang berlangsung di Auditorium RRI di Ternate, Sabtu, diwarnai tawuran antara peserta dengan sejumlah pengurus PWI, akibat Konferprov itu dibatalkan untuk ketiga kalinya.
Kejadian tersebut berawal saat panitia pengarah persilahkan Ketua Demisioner Adam Hanafi untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban dilanjutkan Plt Ketua PWI Malut Farizal Magribi menyampaikan semua tugas-tugasnya selama menjadi Plt Ketua menyelenggarakan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dan kegiatan Porwanas.
Setelah itu, panitia pengarah meminta tanggapan dari peserta, tetapi sejumlah peserta langsung melakukan penolakan atas pertanggungjawaban yang disampaikan Ketua Demisioner.
Merasa tanggapannya tidak diakomodir panitia pengarah, sejumlah peserta yang tidak puas langsung menuju ke meja panitia pengarah dan berupaya mengacaukan Konferprov tersebut.
Akibatnya, terjadi perkelahian dan tawuran antarpendukung Ketua Demisioner dan sejumlah peserta yang menolak hasil pertanggungjawaban yang disampaikan Adam Hanafi.
Sehingga, Ketua I Bidang Organisasi PWI Pusat, Sasangko bersama Ketua Bidang Daerah Atal D Pari yang hadir dalam Konferprov tersebut menghentikan seluruh kegiatan Konferprov, karena kondisi Konferprov sudah tidak memungkinkan dilanjutkan.
"Saya sangat berharap Konferprov yang digelar untuk ketiga kalinya ini harus berjalan sukses, setelah pada Konferprov PWI Malut pada Desember lalu ditunda karena ricuh dan tawuran, tetapi ternyata keadaannya seperti ini dan keputusannya serta bagaimana kelanjutannya nanti akan dibahas di PWI Pusat," katanya.
Sasangko memang berharap agar Konferprov Malut bisa tuntas, karena keinginan untuk menyelenggarakan UKW agar mengakomodir sejumlah wartawan menjadi anggota muda telah dipenuhi.
Oleh karena itu, kata Sasangko, saat ini, PWI Pusat belum menyelesaikan Konferprov selain di Malut, juga di Provinsi Maluku dan Gorontalo yang dijadwalkan pada bulan depan.
Sebelumnya, Konferprov tiga kali ini diwarnai kericuhan sehingga Konfercab untuk memilih pengurus baru itu dihentikan, karena tidak lagi kondusif.