Sampit (Antara Babel) - Personel TNI/Polri dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin, Kalimantan Tengah sulit memadamkan kebakaran lahan gambut di daerah itu.
Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Kotawaringin Timur yang juga Dandim 1015 Sampit Letkol Inf I Gede Putra Yasa di Sampit, Sabtu mengatakan, pemadaman api terkendala sulitnya mendapatkan air dan kondisi medan yang sulit dijangkau.
"Pemadaman dilakukan hanya pada titik yang dapat dicapai, sedangkan lokasi kebakaran yang jauh dan sulit kami telah meminta batuan helikopter pengebom air untuk memadamkan," katanya.
Kebakaran lahan gambut terjadi di dua kecamatan, yakni Pulau Hanaut dan Teluk Sampit.
Pengeboman air di lahan gambut yang terbakar tersebut telah dilakukan sebanyak 13 kali pada Sabtu dan terpantau terakhir api telah padam.
Di dua kecamatan tersebut terpantau sedikitnya ada 12 titik panas masing-masing dua titik di Kecamatan Pulau Hanaut dan 10 titik di Kecamatan Teluk Sampit.
"Lahan gambut yang terbakar dan telah dipadamkan terus dipantau, hal itu dilakukan untuk memastikan api tidak berkobar kembali," katanya.
Meningkatnya titik panas tersebut diindikasikan menunjukkan peningkatan kebakaran lahan di daerah tersebut.
Satuan tugas bersiaga melakukan pemadaman di lokasi, terutama di Kecamatan Teluk Sampit yang diketahui kerap terjadi kebakaran lahan.
"Sepanjang Agustus 2016, sedikitnya ada sebanyak 75 titik panas yang terpantau dan jumlah itu tersebut di 17 kecamatan yang ada di wilayah Kotawaringin Timur," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kotawaringin Timur Sutoyo mengatakan, kebakaran lahan gambut yang terjadi di wilayah Kecamatan Pulau Hanaut dan Kecamatan Teluk Sampit luasannya diperkirakan mencapai 12 hektare.
"Sampai saat ini tim terus berupaya melakukan pemadaman dan dengan adanya bantuan helikopter pengebom air tim sangat terbantu," terangnya.
Sutoyo mengatakan, saat ini di Kotawaringin Timur sedikitnya ada sembilan kecamatan dan 65 desa/kelurahan yang rawan terjadi kebakaran hutan.
Kesembilan kecamatan rawan bencana kebakaran hutan dan lahan tersebut masing-masing Kecamatan Baamang, Mentawa Baru Ketapang, Pulau Hanaut, Teluk Sampit, Mentaya hilir Selatan, Mentaya Hilir Utara, Seranau, Kota Besi, dan Parenggean.
"Terhadap kesembilan kecamatan rawan bencana kebakaran hutan dan lahan pengawasannya kita perketat untuk mengantisipasi terjadi kebakaran hutan dan lahan," kata Sutoyo.