Rokan Hilir (Antara Babel) - Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead mengatakan restorasi lahan gambut di Provinsi Riau, khususnya di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), perlu dilakukan guna mencegah kebakaran lahan dan hutan di daerah itu.
"Untuk tahun pertama di Riau restorasi lahan gambut dilakukan di Kepulauan Meranti. Namun, kami sedang merancang kegiatan yang sama di kabupaten, kota lainnya seperti di Dumai, Bengkalis dan Rohil sendiri, karena lahan gambut tiga daerah ini juga perlu direstorasi," katanya.
Ia mengemukakan hal tersebut saat menggelar dialog bersama Bupati Rohil Suyatno, Wakil Bupati Jamiludin, Kapolres Rohil AKBP Hendry Posma Lubis dan Dandim 0321/Rohil Letkol Arh Bambang Sukisworo, di Mes Pemda Bagansiapiapi, Jumat malam (2/9).
Nazir mengakui sudah melihat langsung kondisi lahan yang terbakar luas di Rokan Hilir, termasuk lokasi penemuan personel TNI yang hilang dan ditemukan meninggal dunia saat memadamkan api.
"Di lokasi itu kami juga sempat berdiskusi dengan TNI, Polri, Dinas Kehutanan dan Manggala Agni untuk mengetahui kendala yang ada dilapangan. Bahkan, kami mendapatkan banyak masukan bagaimana meningkatkan efektivitas pemadaman, pencegahan dan pemulihan lahan gambut," paparnya.
Restorasi lahan gambut, menurut dia, memang harus dilakukan agar lahan tidak mudah terbakar. Bahkan program tersebut dapat mendongkrak perekonomian sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga harus ditindaklanjuti (follow up).
"Kami sudah menerima berbagai aspirasi, mulai dari Bupati, Wakil Bupati, Dandim dan Kapolres. Masukan ini akan kami follow up di Jakarta," ujarnya.
Nazir menambahkan, bahwa Badan Restorasi Gambut juga akan membuat program yang pada intinya masyarakat dibantu oleh pemerintah dalam melakukan kegiatan restorasi dan budidaya pertanian lahan gambut, sehingga pengelolaan lahan berimbang antara perusahaan dan masyarakat.
"Makanya, dalam pertemuan ini kami catat daerah mana saja yang pantas difollow up lebih lanjut dengan tujuan agar nantinya masyarakat mendapatkan hak pengelolaan hutan desa," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Rokan Hilir Suyatno berharap kepada pemerintah untuk segera mencari solusi mengingat lahan gambut di Rohil sangat luas.
"Beliau sudah menyatakan akan mencari solusi. Apakah nanti akan mencari investor agar lahan gambut yang tidak produktif itu bisa dijadikan nilai ekonomi yang nantinya bekerjasama dengan masyarakat tempatan. Nanti kita lihat saja programnya seperti apa, apakah dilahan gambut itu ditanami keladi, nenas, sagu, ini salah satu gambarannya," katanya, menanggapi Nazir Foead.
Namun, dia menyatakan bahwa lahan gambut yang terbentang luas tersebut harus diberdayakan dan mendapatkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, selain mengharapkan agar ke masa depan tidak ada lagi persoalan kebakaran lahan dan hutan.
"Ini harapan pemerintah, pemprov dan pemkab. Namun, yang terpenting mari sama-sama menjaga, menghimbau dan mengajak seluruh komponen masyarakat baik itu perorangan maupun kelompok, termasuk perusahaan agar tidak lagi membakar lahan sembarangan, karena ini akan menjadi malapetaka setiap tahun yang kita rasakan," katanya menambahkan.
Berita Terkait
Luhut sebut Indonesia perlu waspadai dampak kebijakan proteksionis Trump
2 Desember 2024 12:37
Bank Indonesia bersinergi perkuat stabilitas dan transformasi ekonomi nasional
2 Desember 2024 09:39
Presiden Prabowo umumkan upah minimum nasional 2025 naik 6,5 persen
29 November 2024 18:08
Presiden Prabowo: Setiap rupiah milik rakyat harus dinikmati oleh rakyat
28 November 2024 21:01
Prabowo umumkan dana kesejahteraan guru 2025 naik jadi Rp81,6 triliun
28 November 2024 20:58
Pemerintah alokasikan Rp17 triliun perbaiki 10.440 sekolah pada 2025
28 November 2024 19:44