Pangkalpinang (ANTARA) - PT Timah Bukit Asam akan meniru pengembangan dan pengelolaan Museum Timah Indonesia (MTI) di Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, guna mengoptimalkan edukasi sejarah dan penambangan batu bara ke masyarakat.
"Pengelolaan MTI sangat bagus, bahkan bisa disinergikan dengan sektor pariwisata," kata Vice President Pengelolaan Aset dan Infrastruktur Sipil Penunjang PT Bukit Asam Mohamad Aditya Purwono saat studi banding di MTI Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan MTI di Kota Pangkalpinang yang dikelola PT Timah menjadi salah satu daya tarik bagi pelajar dan wisatawan lokal, domestik dan mancanegara untuk wisata sejarah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung khususnya Kota Pangkalpinang.
"Kunjungan kami ini untuk belajar dan melihat MTI Pangkalpinang, karena Bukit Asam juga memiliki Museum Batu Baru di Tanjung Enim Sumatera Selatan yang baru dioperasikan pada 2022," katanya.
Menurut dia MTI Pangkalpinang merupakan salah satu museum yang sudah dikenal masyarakat luas, sehingga mereka juga ingin mengembangkan Museum Batu Bara bisa seperti PT Timah.
"Saya terkesan, kita tahu Museum Timah Pangkalpinang sudah berdiri lama yang dikelola PT Timah dalam rangka memberikan pengetahuan sejarah, tentang apa itu timah, kapan mulainya pertambangan timah di Bangka dan peran PT Timah terhadap perekonomian Bangka Belitung dan Indonesia umumnya," katanya.
Ia menyatakan semangat PT Bukit Asam untuk membuat Museum Batu Bara, sebagai upaya untuk memberikan edukasi tentang pertambangan batu bara sejak awal hingga sekarang berada di Tanjung Enim.
"Kami ingin mengetahui apa yang diperlukan supaya mesum memiliki nilai tambah, sehingga tujuan awal pendirian museum memberikan edukasi dapat tercapai," ujarnya.
Ia menambahkan dari kunjungan ini, ada beberapa hal yang bisa mereka tiru dan kembangkan di Museum Batu Bara nantinya, seperti melengkapi materi tentang sejarah penambangan batu bara, membangun story line, sehingga nantinya bisa dicerna dengan mudah oleh para pengunjung.
"Museum batu bara ini baru, kami masih perlu belajar untuk melakukan pengelolaan, materi, koleksi dan apa saja hal-hal yang diperlukan dalam pengelolaan museum. Ada beberapa yang bisa kita implementasikan dan bisa dikembangkan juga," katanya.