Setiap kali membicarakan Provinsi Bangka Belitung agaknya tidak bisa tidak harus melibatkan satu nama Dr Ir H Eko Maulana Ali, MSc karena yang bersangkutan merupakan salah seorang penggagas terbentuknya provinsi kepulauan itu.
Bersama sejumlah tokoh lainnya, dia ikut memperjuangkan terbentuknya Provinsi Bangka Belitung yang merupakan pemekaran dari Provinsi Sumatera Selatan.
Kini Gubernur Bangka Belitung dua periode, 2007-2012 dan 2012-2017 itu telah berpulang menghadap Tuhan Yang Maha Esa dan meninggalkan duka yang sangat mendalam di hati masyarakat yang pernah dipimpinnya.
Almarhum meninggal dunia pada Selasa (30/7) dini hari di Rumah Sakit MMC Jakarta akibat penyakit gagal ginjal yang dideritanya.
"Almarhum merupakan motivator penggerak pembangunan Provinsi Bangka Belitung yang dikenal gigih mewujudkan provinsi yang mandiri, maju, adil, berdaya saing dan berbasis potensi lokal melalui pengembangan sinergitas serta konektivitas pedesaan dan perkotaan," ujar Bupati Belitung Darmansyah Husein ketika menghadiri pemakaman Eko Maulana Ali di Taman Makam Pahlawan (TMP) Pawitralaya Pangkalpinang.
Eko Maulana juga dikenal sebagai pejuang yang memiliki militansi dan pengetahuan yang luas sekaligus inspirator bagi para generasi muda di daerah itu.
"Beliau merupakan salah satu pencetus provinsi ini. Meski kondisi beliau saat itu sedang sulit, namun tetap berjuang bahu membahu dengan sejumlah tokoh lain memperjuangkan pembentukan Provinsi Bangka Belitung," katanya.
Eko juga dikenalnya sebagai sosok yang benar-benar memiliki jiwa kepemimpinan sehingga mampu menganyomi dan menjadi teladan bagi masyarakat. "Beliau juga merupakan sosok yang dikenal pantang menyerah," katanya menambahkan.
Eko Maulana Ali lahir di Kelapa, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, 26 September 1951 dan meninggal dunia dalam usia 62 tahun. Ia pertama kali terpilih menjadi gubernur menggantikan Hudarni Rani pada Pilgub 2007.
Pangkat terakhir almarhum di militer adalah Kolonel (Pur) di TNI Angkatan Laut dan kemudian menjadi Bupati Bangka selama dua periode, yakni 1998-2003 dan 2003 -2007 sebelumnya akhirnya menjadi orang nomor satu di Provinsi Bangka Belitung.
Eko menyelesaikan pendidikan S3 pada program studi Ilmu Adsministrasi Negara di Universitas Padjajaran (Undpad) Bandung dan selesai pada Agustus 2012.
Sangat Kehilangan
Menurut Kepala Diskominfo Babel KA Tadjuddin, masyarakat Bangka Belitung sangat kehilangan sosok pemimpin yang selalu memperjuangkan pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
"Kita sangat kehilangan," ujarnya.
Ia menjelaskan, pada tahun ini Eko Maluna Ali memprioritas 13 program pembangunan di provinsi itu, mulai dari pengembangan "One Village One Product" (OVOP) dan Koperasi Komoditas, penguatan "Rural Urban Linkages", pengembangan infrastruktur dan peningkatan konektivitas antarwilayah serta peningkatan kualitas lingkungan hidup.
Kemudian, program reklamasi lahan kritis dan lahan eks tambang, pengembangan wilayah strategis, tertinggal, pesisir dan pulau-pulau kecil, peningkatan manajemen pemerintahan dan aparatur, peningkatan kualitas pendidikan 12 tahun, peningkatan pelayanan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan penanggulan kemiskinan.
"Prioritas berikutnya yaitu pembangunan dan pemberdayaan lokal dan destinasi wisata, kemudian pengendalian pemanfaatan ruang dan terakhir program Satu Miliar Satu Kecamatan (Satam Emas) dengan target pembangunan efektif, adil dan selaras," katanya.
"Masyarakat Babel sangat kehilangan sosok pemimpin bersahaja. Kita berharap semua program itu dapat dilanjutkan oleh penerusnya," ujar Tadjuddin.
Sang Mustasyar
Ketua NU Kabupaten Bangka Sutrisno mengaku kehilangan Sang Mustasyar atau penasehat menyusul wafatnya Eko Maulana Ali.
Ia mengatakan, figur almarhum perlu diteladani oleh semua masyarakat dari semua elemen, karena yang bersangkutan gigih dalam membangun daerah demi kesejahteraan masyarakat.
"Almarhum adalah warga NU yang peduli terhadap umat Islam, bahkan yang bersangkutan kami percayakan sebagai Mustasyar atau penasehat NU," jelasnya.
Menurut Sutrisno, selama kepemimpinannya baik pada saat menjadi Bupati Bangka atau menjadi Gubernur Bangka Belitung almarhum masih tetap memperhatikan perkembangan organisasi Islam terbesar itu.
"Satu hal yang tidak akan pernah dilupakan oleh warga NU adalah ketika almarhum menjabat Bupati Bangka dan membangun sekretariat NU yang sekarang masih tetap kami manfaatkan," jelasnya.
Gedung peninggalan almarhum, kata dia, sampai kini selain digunakan untuk kegiatan majelis taklim NU juga sebagai sarana pendidikan tingkat Taman Pendidikan Quran (TPQ) untuk membentuk generasi Islami.
"Almarhum memikirkan bagaimana masyarakat di Bangka Belitung tetap komitmen terhadap amal-amalan yang diajarkan NU," ujarnya.
Sutrisno menambahkan, hubungan emosional dirinya dan almarhum cukup dekat bahkan sempat ikut dalam Muktamar NU di Solo Jawa Tengah beberapa tahun lalu.
"Almarhum kala itu sempat saya ajak silaturahim ke kediaman KH Nur Iskadar untuk sekedar meminta pendapat dan masukan sebelum pencalonan dirinya sebagai Gubernur Bangka Belitung periode kedua," katanya.
Pesan Terakhir
Istri almarhum, Noerhari Astuti menyampaikan pesan terakhir suaminya kepada Wakil Gubernur Babel Rustam Efendi di sela-sela prosesi pemakaman Eko Maulana Ali di Taman Makam Pahlawan (TMP) Pawitralaya.
"Beberapa hari lalu beliau sempat berpesan kepada wagub untuk melanjutkan program pemerintahan dan melaksanakan tugas kepemimpinan di daerah ini selama almarhum dirawat di rumah sakit," kata Noorhari.
Ia mengatakan, almarhum meminta wagub dan perangkat pemerintahan di Babel dapat melanjutkan dan menjalankan tugas dengan baik sehingga program yang telah direncanakan dapat terealisasi.
"Beliau menyampaikan pesan tersebut langsung kepada wagub sebelum menjalani pengobatan di MMC, Jakarta, Senin (29/7)," katanya.
Dalam kesempatan itu Noorhari juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Babel yang telah bersimpati dan ikut berduka atas meninggalnya Gubernur Bangka Belitung Eko Maulana Ali.
"Saya dan keluarga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah bersedia datang dan mengucapkan belangsungkawa sejak di Bandara Depati Amir hingga ke tempat pemakaman," ujarnya.