Koba, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menargetkan mampu menekan angka stunting hingga 10 persen pada 2024.
"Saat ini kasus stunting tercatat angka 18,2 persen, kita upayakan bisa ditekan hingga 10 persen pada 2024," kata Plt Bupati Bangka Tengah Era Susanto di Koba, Minggu.
Ia menjelaskan, untuk menekan angka stunting hingga 10 persen memerlukan upaya bersama dan komitmen berbagai pihak dalam menetapkan langkah serta strategi dalam menekan kejadian stunting.
Era juga mengatakan, angka stunting di daerahnya pada 2023 turun menjadi 18,2 persen jika dibandingkan dengan angka pada 2022 yang mencapai 21,2 persen.
"Prevalensi stunting pada 2023 turun sebesar tiga persen karena komitmen berbagai pihak dalam menekan laju kasus gagal tumbuh pada anak," ujarnya.
Era mengatakan setidaknya ada empat program strategis yang bisa dilakukan untuk menekan angka stunting yaitu Jumat Minum Tablet Tambah Darah Bersama (Juara), menggerakkan menanam kelor dan kutuk untuk memenuhi kecukupan air susu ibu dan kesehatan bayi.
Selain itu, Pelayanan Tera Ulang Anti-stunting ke Puskesmas (Ranting Emas) dan Bersama Cegah Stuntinylg melalui Ayo Makan Ikan (Bang Ayi).
Pemkab Bangka Tengah sudah meluncurkan program intervensi serentak pencegahan kasus kejadian stunting beberapa waktu lalu sebagai komitmen bersama dalam mencegah kejadian stunting.
Era menjelaskan, pemerintah daerah memprioritaskan pencegahan stunting untuk kalangan balita, ibu hamil, dan calon pengantin.
"Masyarakat harus sering ke posyandu untuk memeriksa kesehatan anak, balita, batita ataupun batuta agar bayi bisa mendapatkan vaksinasi, makanan sehat, dan juga pengetahuan untuk orang tua," kata Era.