Jakarta (ANTARA) -
Kedua pemain itu menjadi harapan besar bagi timnas Indonesia yang saat ini sedang bermimpi bermain di Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, setelah keduanya sah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada akhir September lalu.
Dengan atribut dan pengalaman di Belanda, negeri tempat mereka berkompetisi, keduanya diharapkan menjadi energi ekstra bagi pasukan Shin Tae-yong apabila nantinya diturunkan pada laga ketiga putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia tersebut.
Mees adalah seorang bek tengah tangguh yang selalu menjadi opsi pertama pelatih FC Twente, Joseph Oosting di lini pertahanan.
Dari 12 kali laga Twente musim ini, Mees hanya absen pada pertandingan pertama Eredivisie melawan NEC Nijmegen ketika ia tidak dipilih di dalam skuad. Sisanya, bek 23 tahun itu selalu menghiasi sebelas pertama Oosting di semua kompetisi, termasuk saat menahan imbang 1-1 Manchester United di Old Trafford pada ajang Liga Europa akhir September kemarin.
Sebagai bek tengah, tentu Mees akan memberikan nilai lebih di barisan pertahanan Indonesia. Perannya akan menambah kokohnya benteng Indonesia yang kini baru kemasukan satu gol dari dua laga putaran ketiga.
Di Twente, Mees piawai memainkan formasi menggunakan empat bek dalam formasi 4-3-3 atau 4-3-2-1. Meski bermain dengan skema empat bek, Mees kemungkinan juga cocok memainkan pakem formasi tiga bek ala Shin Tae-yong.
Ia mungkin saja akan diturunkan Shin di area bek tengah sisi kanan atau kiri karena posisi tengah kemungkinan besar masih menjadi milik pemain Serie A Italia, Jay Idzes.
Dari tujuh laga yang ia mainkan di Eredivisie Belanda musim ini, Sofascore mencatat dirinya memiliki rata-rata 0,4 intersep, 1,6 kali tekel, 4,6 ball recovery, dan 2,7 sapuan setiap laganya.
Kemampuan Mees juga tak hanya soal bertahan karena ia merupakan bek yang bertipikal ball playing defender atau pemain bertahan yang terampil memainkan bola.
Ia sangat nyaman memegang bola berlama-lama untuk memancing pressing lawan. Dan ketika menerima pressing, gerak tubuhnya juga tenang untuk mempertahankan bola.
Bagaimana caranya merespon tekanan lawan inilah yang akan sangat bermanfaat untuk skema serangan Shin yang gemar memulai build up dari bawah. Hal ini juga didukung statistik progesi umpannya dengan akurasi 89 persen setiap laganya.
Di musim ini, satu gol juga telah dikantongi bek bertinggi 1,85 meter tersebut melalui skema bola mati. Keahlian ini akan menambah senjata rahasia untuk Shin dalam menjebol gawang lawan setelah kemampuan serupa juga dimiliki oleh Jay Idzes dan Rizky Ridho.
Sementara itu, Eliano adalah tipikal pemain kesukaan Shin karena bisa memainkan banyak posisi. Dikutip dari Transfermarkt, adik kandung bintang AC Milan dan timnas Belanda, Tijjani Reijnders itu pernah memainkan sembilan posisi selama berseragam PEC Zwolle.
Sembilan posisi itu adalah striker, sayap kiri, sayap kanan, gelandang serang, gelandang kanan, gelandang tengah, gelandang kiri, bek kiri, dan bek kanan.
Meski bisa memainkan banyak posisi, namun lini serang menjadi keahlian Eliano karena menurut statistik ia banyak memainkan posisi sayap kiri dan juga sayap kanan.
Total, 35 laga telah ia mainkan pada dua posisi tersebut dengan sumbangan tiga gol dan tiga asis.
Dengan atributnya ini, pemain bertinggi 1,68 meter itu dapat memainkan skema di lini serang milik Shin. Ia bisa mengisi posisi sayap kanan atau sayap kiri yang biasanya diisi oleh Witan Sulaeman dan juga Marselino Ferdinan.
Sebagai seorang sayap, Eliano terlihat mahir melakukan tusukan, duel satu lawan satu, dan juga memberikan umpan akurat kepada striker. Selain itu, ia juga handal dalam mengeksploitasi ruang kosong di belakang garis pertahanan terakhir menggunakan kecepatannya dan juga timingnya.
Mees dan Eliano sama-sama tiba di Bahrain pada Senin (7/10) waktu setempat. Tiga hari sudah mereka habiskan untuk mengenali rekan-rekannya dan juga gaya permainan sang pelatih asal Korea Selatan tersebut.
Kini, keduanya menatap debutnya melawan Dilmun's Warriors nanti malam. Tiga poin menjadi sasaran Mees dan Eliano untuk menjadi modal melawan China lima hari berikutnya.
Misi tiga poin di Riffa
Setelah sukses meraup dua poin dari tim kuat Arab Saudi dan Australia pada dua laga pertama putaran ketiga, target Shin Tae-yong selanjutnya melawan Bahrain adalah membawa pulang tiga poin.
Shin melihat dua laga tandang pada bulan ini, melawan Bahrain dan China, sangat mungkin memetik enam poin penuh.
Kedua negara memang berperingkat di atas Indonesia di peringkat dunia FIFA, Bahrain di peringkat 76, China di peringkat 91, dan Indonesia di peringkat 129.
Namun, peringkat kedua negara itu tak setinggi dan kekuatannya tak sekuat tiga konstestan lainnya di Grup C, Jepang, Australia, dan Arab Saudi.
Di Piala Asia 2023, Indonesia dan Bahrain sama-sama terhenti di babak 16 besar setelah takluk dari raksasa Australia dan Jepang. Sedangkan untuk China, mereka justru gugur lebih dini di babak grup setelah tak mampu menjadi empat peringkat tiga terbaik.
Shin memuji start bagus Bahrain yang mampu mencuri tiga poin melawan Australia pada laga pertama. Namun, kemenangan itu tak menjadi bukti ketangguhan anak-anak asuh Dragan Talajic setelah pada laga kedua dipermalukan Jepang dengan skor 0-5 di Riffa.
Pada laga tersebut, Bahrain dibuat tak berkutik sama sekali oleh pasukan Samurai Biru dengan hanya diberikan kesempatan tiga tembakan dengan satu tepat sasaran.
Sebaliknya, laju impresif Garuda dari dua laga putaran ketiga menjadi modal positif menatap laga tandang melawan Bahrain.
Dengan hasil itu, Shin mengatakan permainan skuadnya semakin berkembang dan hal ini membuatnya semakin yakin tiga poin sangat mungkin didapatkan di Riffa.
"Kami akan terus berkembang, dan saya percaya di laga besok kami juga akan mendapat hasil bagus", kata pelatih asal Korea Selatan itu.
Hal yang sama juga dikatakan Calvin Verdonk. Menurut pemain asal NEC Nijmegen itu, alasan Indonesia belum terkalahkan di putaran ketiga adalah timnya yang terus berkembang lebih baik setiap laganya.
Menilik dari start kedua pelatih, Shin lebih unggul karena sudah melatih Garuda sejak akhir 2019 silam. Lajunya cukup mentereng dengan 24 kali kemenangan, 12 imbang, dan 13 kekalahan.
Bagaimana permainan yang ia tawarkan sudah mulai terlihat. Chemistry-nya dengan para pemain juga cair bak seorang keluarga sendiri, meski tak ada hubungan darah.
Dalam hal ini, pelatih 53 tahun itu menyebut para pemainnya seperti seorang anak sendiri. Di latihan, ia kerap memamerkan kemesraan dengan para pemainnya seperti Marselino Ferdinan, Rizky Ridho, dan Witan Sulaeman yang kerap ia jaili.
Kekompakan di luar lapangan ini menjadi faktor penting meningkatkanya permainan Garuda akhir-akhir ini.
Sementara itu, Dragan Talajic masih menyelami susunan dan pemainan terbaiknya setelah ia baru menukangi Bahrain pada Februari tahun ini, tepat setelah selesainya Piala Asia 2023, meski ia sudah malang melintang melatih klub di negara Timur Tengah tersebut.
Dari enam laga yang telah dijalani, statistiknya adalah tiga kemenangan, dua imbang, dan satu kekalahan, serta mencetak 10 gol dan kebobolan enam gol.
Selain dari Australia, dua kemenangan lainnya dipetik dari Nepal. Kemenangan itu tak terasa begitu spesial karena Nepal adalah negara yang menduduki peringkat 176 dunia.
Dengan catatan di atas, maka misi tiga poin melawan Bahrain sangat mungkin terwujud.
Kemenangan nanti akan sangat berarti bagi Garuda untuk mengunci posisi empat besar guna mendapatkan satu tiket Piala Dunia 2026 dari putaran keempat yang menjadi target realistis Shin sejauh ini.
Indonesia pernah tersungkur di Riffa, 12 tahun silam, dengan kekalahan besar nan memalukan 0-10. Kata Shin, itu adalah masa lalu yang tak perlu diungkit kembali dan tak akan mempengaruhi hasil laga malam nanti.
"Perihal pertemuan terakhir yang 0-10 di stadion yang sama, faktanya itu adalah masa silam. Masa lalu adalah masa lalu, yang terjadi biar terjadi."