Sungailiat (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), mencatat sebesar 92 persen balita di daerah itu dalam kondisi sehat.
"Jumlah 92 persen balita sehat tersebut berdasarkan data dari 24.000 balita yang ditimbang atau diukur setiap bulan pada semua posyandu," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kabupaten Bangka Nora Sukma Dewi di Sungaiiat, Rabu.
Ia menyebut hanya 0,99 persen anak berisiko, termasuk di dalamnya anak yang mengalami gizi buruk atau stunting. Merujuk dari angka tersebut, lanjutnya, jumlah balita di Kabupaten Bangka yang tersebar di lebih dari 60 desa sebagian besar sehat dan relatif sedikit balita yang berisiko stunting.
"Saya ingatkan seluruh orang tua yang memiliki balita, supaya rutin membawa ke posyandu di desa masing-masing guna memastikan balita tumbuh sehat sesuai usianya," jelas dia.
Pemberian makanan sehat, bergizi, dan berimbang, untuk balita juga harus benar-benar diperhatikan oleh orang tua, kata dia, agar balita itu nantinya tumbuh dengan sehat dan cerdas.
Sementara untuk kasus stunting, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka bersama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam penanganan kasus tersebut berhasil menurunkan kasus dari 320 balita stunting pada tahun 2023, sampai sekarang turun menjadi 230 balita stunting.
Ratusan balita yang diketahui stunting tersebar di beberapa desa lokasi fokus seperti Desa Petaling Banjar Paya Benua, Mendo, Labuh air pandan, Kemuja, Penagan, Kotakapur, dan Gunung Muda.
"Dalam penanganan kasus stunting tidak dapat hanya dilakukan pihak pemerintah, namun harus dilakukan terpadu dan berkelanjutan dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk peran swasta, lembaga perbankan, dan yang lain," katanya.
Hasil pengukuran stunting, kata dia, disampaikan kepada lintas program dan lintas instansi serta para pemangku kebijakan, sehingga bisa menjadi dasar dalam penyusunan perencanaan intervensi kasus stunting.