Tokyo (ANTARA) - Yoshimasa Hayashi, juru bicara (jubir) utama pemerintah Jepang, pada Kamis (9/1) mendesak militer Amerika Serikat (AS) untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan sehubungan dengan pelecehan seksual yang terus terjadi menyusul insiden baru-baru ini yang melibatkan seorang anggota Korps Marinir AS di Okinawa.
Kasus terbaru tersebut, yakni seorang anggota militer berusia 30-an tahun diduga melakukan pelecehan seksual dan melukai seorang wanita di prefektur paling selatan Jepang, Okinawa, pada November tahun lalu, kembali menimbulkan kekhawatiran di kalangan penduduk setempat, ungkap Hayashi, kepala sekretaris kabinet Jepang.
"Kami akan mendesak pasukan AS di Jepang untuk memperketat kedisiplinan dan menerapkan langkah-langkah pencegahan sepenuhnya," kata Hayashi dalam sebuah konferensi pers.
Kepolisian Okinawa menyerahkan kasus pelecehan seksual tersebut ke kejaksaan pada Rabu (8/1), yang merupakan kasus terbaru dari serangkaian serangan kekerasan terhadap perempuan di pulau yang menjadi lokasi sebagian besar fasilitas militer AS berada.
Pulau Okinawa menampung 70 persen dari semua pangkalan militer AS di Jepang, sementara luasnya hanya 0,6 persen dari total luas wilayah negara tersebut. Tindak kriminal yang dilakukan oleh anggota militer dan personel nonmiliter AS menjadi sumber keluhan yang tidak ada habisnya bagi penduduk setempat.