Koba, Babel (ANTARA) - Nilai investasi di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat sebesar Rp563,8 miliar pada 2024.
"Nilai investasi itu jauh mengalami penurunan jika dibandingkan pada 2023 mencapai Rp1,1 triliun," kata Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTK) Bangka Tengah Wiwik Susanti di Koba, Rabu.
Wiwik menjelaskan, penurunan nilai investasi yang hampir mencapai 50 persen pada 2024 itu karena terjadinya gelombang pemutusan hubungan kerja seiring tutupnya beberapa perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan pertambangan.
"Ada beberapa perusahaan sudah tutup karena pemiliknya tersandung kasus korupsi tata niaga tambang bijih timah," ujarnya.
Mantan Kepala BPRD itu juga menyebutkan, masih optimistis pada 2025 nilai investasi Bangka Tengah kembali mencapai target karena banyak perusahaan yang baru buka.
“Tahun ini kami optimistis akan mencapai target yakni Rp580,8 miliar dengan adanya perusahaan baru yang berdiri dan beroperasi di Bangka Tengah," ujarnya.
Ia mengatakan, nilai investasi pada 2024 didapatkan dari penanaman modal asing dan juga dalam negeri yang sudah masuk datanya di NSWI.
“Jadi total Rp563,9 miliar ini kita dapat dari penanaman modal asing sebesar Rp60 miliar dan penanaman modal dalam negeri Rp503,8 miliar,” ujarnya.
Wiwik berharap, perusahaan besar di Bangka Tengah bisa kembali beroperasi dan berjalan sesuai yang diharapkan dan para tenaga kerja yang sempat dirumahkan bisa bekerja kembali.
Ia mengatakan, setidaknya ada perusahaan penyumbang nilai investasi yang saat ini masih dalam masa konstruksi yakni PT Periang Sawitindo yang akan beroperasi.
"Pada 2024 ada penyumbang investasi yakni PT Periang Sawitindo yang masih masa konstruksi dan selebihnya perusahaan yang sudah produksi," ujarnya.