Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyebutkan Kepulauan Babel pada Februari 2025 mengalami deflasi year on year (y-on-y) 0,64 persen, atau terjadi penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 104,00 menjadi 103,33.
"Secara month to month (m-to-m) Babel juga mengalami deflasi 0,03 persen," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel Toto Haryanto Silitonga di Pangkalpinang, Senin.
Ia mengatakan pada Februari 2025, deflasi y-on-y Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 15,60 persen, informasi, komunikasi dan jasa keuangan turun 0,13 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks atau mengalami inflasi, yaitu makanan, minuman dan tembakau 1,58 persen, pakaian dan alas kaki 1,86 persen, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,56 persen.
Kelompok kesehatan sebesar 1,31 persen, transportasi 1,87 persen, rekreasi, olahraga dan budaya 1,48 persen, pendidikan 3,20 persen, penyediaan makanan dan minuman, restoran 0,73 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,97 persen.
Ia menyatakan komoditas yang dominan memberikan andil terhadap deflasi y-on-y, antara lain tarif listrik, beras, cabai merah, sawi hijau, tomat, jeruk, ketimun, tahu mentah, ikan tenggiri, anggur, susu bubuk untuk balita, bayam, ikan singkur, ikan pari, sawi putih, ikan dencis, bensin, sabun cair cuci piring, telepon seluler, dan ikan tamban.
Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan terhadap inflasi y-on-y, antara lain sigaret kretek mesin (SKM), emas perhiasan, minyak goreng, daging ayam ras, kopi bubuk, cumi-cumi, sepeda motor, sigaret kretek tangan (SKT), mobil, angkutan udara, akademi, perguruan tinggi, bawang putih, sigaret putih mesin (SPM), wortel, bahan bakar rumah tangga, telur ayam ras, gula pasir, susu cair kemasan, baju anak stelan, dan popok bayi sekali pakai, diapers.
"Komoditas yang dominan memberikan andil terhadap deflasi m-to-m, yaitu bayam, sawi hijau, cabai merah, kangkung, ikan selar, bahan bakar rumah tangga, daging ayam ras, jeruk, kacang panjang, bawang merah, ketimun, ikan bulat, ikan tongkol, ikan tamban, ikan kerisi, ikan dencis, lengkuas, jahe, ikan kembung, tomat, sabun mandi cair, ikan tenggiri, dan cabai rawit.
"Komoditas yang memberikan andil terhadap inflasi m-to-m antara lain angkutan udara, cumi-cumi, wortel, emas perhiasan, beras, udang basah, ikan singkur, bensin, kentang, bawang putih, mobil, kopi bubuk, sigaret kretek mesin (SKM), pelicin/pewangi pakaian, tissu, minyak goreng, mie kering instant, kelapa, martabak, dan sewa rumah," demikian Toto.