Tanjungpandan, Belitung (ANTARA) - Perum Bulog Cabang Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terus mendampingi proses produksi hingga menyerap hasil panen para petani di daerah itu.
"Bulog tidak hanya hadir sebagai penyedia pangan namun juga sebagai mitra strategis bagi para petani," kata Pimpinan Perum Bulog Cabang Belitung, Syahrianza Rahman di Tanjungpandan, Rabu.
Menurut dia, Bulog berkomitmen untuk terus mendampingi petani mulai dari proses produksi hingga penyerapan hasil panen demi menjamin stabilitas harga dan ketersediaan stok beras nasional.
Ia mengatakan, selain itu pihaknya terus mengedukasi para petani di daerah itu mengenai standar dan kualitas gabah yang harus dipenuhi agar bisa dibeli atau diserap oleh Bulog.
Disampaikan, Belitung menghadapi sedikit kendala dalam menyerap gabah petani karena kultur petani di daerah itu yang tidak menjual gabah dan terbiasa langsung menjual beras.
"Kulturnya memang seperti itu karena menjual beras lebih menguntungkan jadi kami sulit menyerap gabah," ujarnya.
Ia menambahkan, selain itu, beras yang dijual petani tersebut harganya sudah di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Bulog yakni Rp12 ribu per kilogram.
"Kalau di Belitung petani menjual beras Rp17 ribu per kilogram dan di Belitung Timur ada yang menjual Rp14 ribu per kilogram. Harga ini sudah di atas HPP Bulog meskipun bagi petani cukup baik bisa mensejahterakan mereka," katanya.
Dikatakan, kemudian ada faktor lain pasca panen yang belum sesuai (proper) untuk dikerjasamakan dalam pengolahan gabah.
Walaupun demikian, lanjut dia, Bulog Cabang Belitung sampai saat ini telah menyerap sebanyak 9,6 ton beras petani setempat.
Di sisi lain, pihaknya juga terus mengedukasi para petani di daerah itu agar menghasilkan gabah atau beras yang berkualitas sehingga bisa diserap dan dibeli oleh Bulog.
"Walaupun kami belum bisa menyerap gabah atau beras kami tetap turun ke lapangan dan kami juga terus membangun komunikasi dengan pemerintah daerah dalam hal ini khususnya Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Belitung dan kepada petani bahwa Bulog punya kualitas standar yang harus dipenuhi," ujarnya.
Syahrianza menjelaskan, kualitas yang dimaksud ini sangat berkaitan dengan daya simpan gabah yang diserap dari petani untuk diolah menjadi beras tersebut dan disimpan dalam waktu yang cukup lama.
"Kemudian kalau standar tersebut terpenuhi maka beras yang akan disimpan lebih tahan dari serangan hama," katanya.