Belitung (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat kota Tanjungpandan pada Mei 2025 mengalami deflasi sebesar 0,73 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
"Kota Tanjungpandan mengalami inflasi pada Mei sebesar 0,73 persen dibandingkan April 2025," kata Plt Kepala BPS Belitung, Muhammad Syafiuddin di Tanjungpandan, Selasa.
Hal ini disampaikan dalam kegiatan rilis Berita Resmi Statistik (BRS) perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Tanjungpandan pada Mei 2025.
Menurut dia, apabila dibandingkan Mei 2024 kota Tanjungpandan mengalami deflasi tahun ke tahun sebesar 0,12 persen.
Ia mengatakan, andil inflasi bulan ke bulan terbesar adalah disumbangkan oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,12 persen.
Selain itu, lanjut dia, komoditas penyumbang deflasi bulan ke bulan terbesar secara umum adalah bawang merah 0,19 persen, cabai rawit 0,16 persen, dan cabai merah 0,12 persen.
Ia menjelaskan, BPS Belitung juga mencatat beberapa peristiwa yang mempengaruhi pergerakan IHK di Tanjungpandan pada Mei 2025.
Ia menyebutkan, peristiwa tersebut seperti harga bumbu dapur di pasar induk Tanjungpandan stabil menjelang Idul Adha 1446 Hijriah namun daya beli masyarakat menurun setelah Idul Fitri 1446 Hijriah.
Selanjutnya adalah harga rata-rata beras premium dan medium secara nasional melampaui harga eceran tertinggi, harga beras premium naik tipis menjadi Rp13.755 ribu per kilogram dari Rp13.719 ribu per kilogram.
"Harga beras mengalami lonjakan signifikan penyebab utama kenaikan adalah kelangkaan pasokan akibat lemahnya pengendalian rantai distribusi penyaluran beras," ujarnya.
Kemudian, kata dia, kenaikan harga beras juga disebabkan oleh tingginya permintaan masyarakat terhadap beras.
"Selanjutnya juga disebabkan juga oleh kenaikan harga beras premium secara nasional," katanya.