Jakarta (Antara Babel) - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri)
Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan salah seorang dari empat pelaku
penyekapan yang mengakibatkan enam orang meninggal dunia di Pulomas,
Jakarta Timur, tewas karena kehabisan darah usai didor polisi.
"Ada
dua pelaku yang tertangkap dan satu pelaku tewas karena kehabisan darah
setelah ditembak karena melakukan perlawanan terhadap petugas saat
diamankan di daerah Bekasi," kata Tito di sela-sela acara "Silaturahmi
dan Jumpa Pers Kapolri di Mabes Polri, Jakarta, Rabu.
Tito menyebutkan pelaku tewas itu adalah Ramlan Butarbutar (RB).
Menurut Kapolri, RB dikenal sebagai pelaku pencurian dengan kekerasan dan telah lama diincar polisi.
"Pemain
lama dia, dulu kami menyebutnya "Grup Korea Utara". Nongkrongnya di
Bekasi atau Pulogadung. Memang dikenal sebagai pelaku pencurian disertai
dengan kekerasan," tegas Tito.
Kapolri lalu memaparkan modus
operasi kelompok bandit pimpinan Ramlan Butarbutar ini, yakni mengincar
rumah-rumah saat hari libur.
"Modusnya di hari-hari libur mereka
melakukan patroli-patroli, begitu ada rumah pagarnya terbuka mereka
langsung masuk," kata mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme (BNPT) itu.
Satu pelaku lainnya, Erwin Situmorang (ES),
masih hidup namun berada di Rumah Sakit Polri Kramatjati. Polisi. Dua
bandit lainnya masih diburu polisi.
Keempat bandit ini menyekap
Dodi Triono (59) dan sepuluh orang lainnya, termasuk anak perempuan,
pembantu dan sopirnya sejak Senin sore.
Saat ditemukan Selasa,
enam dari sebelas yang disekap itu meninggal dunia. Keenamnya adalah
Dodi, dua putrinya yang bernama Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita
Gemma Dzalfayla (9), teman anak Dodi yang bernama Amel, serta dua sopir
Dodi, Yanto dan Tasrok (40). Lima lainnya selamat.