Pangkalpinang (ANTARA) - Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kepulauan Bangka Belitung bersama Kantor Bea Cukai Pangkalpinang memetakan dan mengumpul komoditas ekspor, guna mendukung operasi Koperasi Merah Putih (KMP) desa dan kelurahan di daerah itu.
"Kita berharap melalui koperasi ini KMP desa dan kelurahan dapat mengoptimalkan komoditas ekspor di daerahnya," kata Kepala Kanwil DJPb Kepulauan Babel Syukriah di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan dalam rangka penguatan sinergi, Kemenkeu Satu Provinsi Bangka Belitung harus mendukung Asta Cita Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto yaitu membangun dari desa dan dari bawah untuk pemeratan ekonomi dan pemberatasan kemiskinan”, hal ini diwujudkan dengan KMP desa dan kelurahan.
"Kami sebagai perwakilan Menteri Keuangan di daerah harus turut mengawal KMP ini. Untuk itu, diperlukan edukasi dan pendampingan bagi pengurus koperasi dalam menentukan sektor yang akan diberdayakan," katanya.
Ia menyatakan untuk mendukung KMP ini maka langkah yang diambil harus berdasarkan data dan untuk mendukung terealisasinya sinergi tersebut dapat dilakukan melalui joint program.
“Pemegang data ekspor adalah Bea Cukai, dengan data tesebut dapat melihat lebih detail potensi ekspor dan melalui data ini diharapkan dapat melihat dan mengembangkan potensi pelabuhan-pelabuhan yang ada di daerah ini," katanya.
Kepala Kantor Bea Cukai Pangkalpinang Junanto Kurniawan mengatakan komoditas yang dieskpor paling banyak di Provinsi Bangka Belitung adalah timah.
"Kami bersama Kanwil DJPb Provinsi Bangka Belitung akan terus bersinergi sebagai Kemenkeu Satu Provinsi Bangka Belitung dalam mengawal pembangunan di daerah ini," katanya.
Kepala BPS Kepulauan Babel Toto Haryanto Silitonga mengatakan nilai ekspor timah selama Januari hingga Mei 2025 mencapai 637,38 juta dolar Amerika Serikat, atau naik 135,19 persen dibandingkan periode bulan yang sama tahun sebelumnya 271,01 juta dolar AS.
Ia mengatakan timah dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar diekspor ke negara-negara di Asia dan Tiongkok menjadi negara tujuan utamanya.
"Pada Januari hingga Mei 2025, sebanyak 29,66 persen ekspor timah dikirim ke negara ini dengan nilai sebesar US$189,02 juta," katanya.
