Koba, Babel, (ANTARA) - Bupati Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Algafry Rahman optimistis perekonomian daerah akan tumbuh dan pembangunan berjalan merata, meski keuangan daerah mengalami defisit sebesar Rp61 miliar.
"Kita memang menghadapi turbulensi keuangan pada 2026, namun insyaallah ekonomi masyarakat tetap bergerak dan pembangunan di seluruh wilayah Bangka Tengah tetap berjalan baik," kata Algafry di Koba, Kamis.
Ia menjelaskan, pemerintah daerah tetap memprioritaskan dua program utama meskipun terjadi penurunan pendapatan dan pengurangan dana dari pemerintah pusat.
"Kami akan fokus pada perputaran ekonomi dan pengembangan UMKM, serta berupaya meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) pada 2026 agar defisit dapat teratasi," ujarnya.
Menurut Algafry, peningkatan aktivitas pelaku UMKM di wilayah Koba menjadi salah satu indikator positif pergerakan ekonomi daerah.
"Defisit bisa diatasi melalui dua langkah, yakni rasionalisasi dan peningkatan pendapatan daerah. Jadi, pembangunan dipastikan tetap berjalan," katanya menegaskan.
Pemerintah daerah setempat akan terus menjaga agar roda ekonomi dan pembangunan tetap bergerak di tengah keterbatasan fiskal.
"Intinya, ekonomi kita maju, pembangunan berjalan, dan semua kegiatan terus berlanjut," ujar Algafry.
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, lanjut dia, juga tengah menyiapkan sejumlah strategi untuk memperkuat sektor pendukung ekonomi, seperti pertanian, perikanan, dan pariwisata daerah. Upaya itu dilakukan agar perputaran ekonomi tidak hanya bertumpu pada sektor perdagangan dan jasa.
Selain itu, juga memperkuat sinergi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat guna mengoptimalkan program pembangunan lintas sektor.
“Kolaborasi dengan semua pihak penting agar percepatan pembangunan tetap terjaga walau kondisi fiskal terbatas,” ujar Algafry.
Ia juga meminta seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) untuk bekerja lebih efisien dan fokus pada program prioritas yang berdampak langsung bagi masyarakat. Langkah efisiensi diharapkan mampu menekan pengeluaran dan menjaga stabilitas keuangan daerah.
“Defisit bukan berarti kita berhenti bergerak. Justru ini momentum untuk berbenah, memperbaiki sistem keuangan, dan menumbuhkan kemandirian ekonomi daerah,” kata Algafry menutup pernyataannya.
