Jakarta (Antara Babel) - Presiden Joko Widodo menyatakan pertemuan
delegasi Indonesia dan Afrika Selatan lebih banyak membahas upaya
peningkatan kerja sama perdagangan dan sepakat segera membahas hambatan
penurunan tarif dan nontarif bagi produk dan komoditas unggulan.
Hal ini dinyatakan Presiden saat konferensi pers bersama dengan
Presiden Jacob Gedleyehlekisa Zuma usai memimpin pertemuan kedua
delegasi Indonesia dan Republik Afrika Selatan di Istana Merdeka
Jakarta, Rabu.
Presiden mengemukakan kebahagiannya dapat menerima kunjungan
kenegaraan Presiden Zuma ke Indonesia, yang merupakan kunjungan
kenegaraan Presiden Afrika Selatan ini setelah kunjungan terakhirnya
dilakukan pada 12 tahun yang lalu.
"Indonesia dan Afrika Selatan merupakan dua negara emerging
countries (negara berkembang yang berkembang pesat)), anggota G20, dan
dua negara yang giat bekerja sama dalam kerjasama Selatan-Selatan," kata
Presiden.
Jokowi mengharapkan agar kemitraan Indonesia dan Afrika Selatan
dalam gerakan kerja sama Selatan-Selatan, termasuk melalui kemitraan
strategis baru Asia-Afrika dapat lebih diintensifkan, sehingga dalam
pertemuan bilateral antar kedua negara lebih banyak upaya peningkatan
kerja sama perdagangan.
Selain itu, lanjut Presiden, Indonesia mengusulkan peningkatan kerja
sama perdagangan yang lebih luas, yaitu antara Indonesia dengan "South
African Custom Union (SACU) dan Indonesia akan menugaskan menteri
terkait melakukan tindak lanjut.
"Saya tadi juga menyampaikan kepada Presiden Zuma bahwa dalam dua
bulan setelah hari ini akan kita kirim kunjungan menteri-menteri beserta
pelaku bisnis ke Afrika Selatan," katanya.
Dialog maritim
Sebagai tindak lanjut KTT IORA, kata Presiden, akan melakukan dialog
maritim Indonesia Afrika di masa depan dan Indonesia akan mengundang
Afrika Selatan untuk berpartisipasi dalam "Indonesia Afrika Countries
Dialogue".
Presiden dalam kesempatan ini juga mengucapkan terima kasih atas
dukungan Afrika Selatan selama keketuaan Indonesia pada IORA dan
Indonesia berkomitmen untuk mendukung keketuaan Afrika Selatan di IORA
untuk 2017-2019.
Dalam pertemuan bilateral telah ditandatangani tiga MOU, yakni
bidang pembebasan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas,
pelatihan dan pendidikan diplomatik, dan rencana aksi kemitraan
strategis Indonesia-AFrika 2017-2021.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, usai mendampingi Presiden
menerima kunjungan Presiden Zuma dan mengikuti pertemuan
Indonesia-Afrika Selatan, mengatakan komoditi Indonesia yang masuk ke
Afrika Selatan masih dikenakan tarif yang tinggi karena belum memiliki
kesepakatan kerja sama perdagangan.
"Tarifnya macam-macam, tergantung komoditinya. Kalau tidak ada
kesepakatan, mereka bisa mengenakan tarif yang lebih tinggi," kata
Enggartiasto.
Untuk itu, katanya, Indonesia-Afrika Selatan telah sepakat untuk
melakukan peningkatan perdagangan melalui kesepakatan FTA (free trade
agreement) agar komoditi yang masuk ke Afrika Selatan tidak dikenakan
tarif bea masuk yang tinggi.
"Namun kendalanya di mereka (Afrika Selatan) tidak bisa memutuskan
sendiri. Mereka terikat dengan internal mereka denga SACU," ungkap
Enggartiasto.
Untuk itu, kata Enggartiasto, pemerintah Afrika Selatan akan
membicarakan dulu dengan anggota SACU terkait dengan kesepakatan kerja
sama peningkatan perdagangan dengan Indonesia ini.
"Bapak Presiden menugaskan menteri terkait untuk menindaklanjuti dalam dua bulan ini," katanya.
Menteri Perdagangan menyebut nilai perdagangan Indonesia-Afrika
Selatan mencapai 262 juta dolar AS dan Indonesia mengalami surplus
perdagangan sekitar 200 juta dolar AS.
"Komoditinya diantaranya palm oil (minyak sawit), mesin, mobil," kata Enggartiasto.
Presiden: Indonesia-Afrika Selatan Bahas Hambatan Penurunan Tarif
Rabu, 8 Maret 2017 19:26 WIB