Yerusalem (Antara Babel) - Israel memblokir akses aktivis hak asasi
manusia masuk dan keluar dari Jalur Gaza, menghambat misi mereka di
daerah kantong Palestina yang dikuasai gerakan Islam Hamas tersebut,
kata Human Rights Watch (HRW) pada Senin (3/4).
Laporan
baru dari kelompok hak asasi manusia itu "memaparkan bagaimana Israel
secara sistematis melarang pekerja hak asasi manusia (HAM) keluar dan
masuk Gaza, padahal badan keamanan Israel tidak menganggap mereka
sebagai ancaman," kata HRW dalam sebuah pernyataan.
Human Rights Watch menyatakan mereka hanya satu kali mendapatkan izin Israel untuk staf asing memasuki Gaza sejak 2008.
Gerilyawan
Palestina di Gaza dan Israel sudah terlibat perang tiga kali sejak 2008
dan Gaza sudah diblokade Israel selama 10 tahun.
Satu-satunya penyeberangan Jalur Gaza dengan Mesir sebagian besar juga ditutup dalam beberapa tahun terakhir.
"Baik Human Rights Watch maupun Amnesty International tidak bisa mengirimkan staf ke Gaza melalui Mesir sejak 2012," kata HRW.
Pengawas
hak asasi manusia berbasis di New York tersebut mengatakan akses ke
Jalur Gaza penting untuk memeriksa tuduhan pelanggaran dalam perang
mematikan pada 2014.
Jaksa kepala Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) sudah menggelar penyelidikan awal dugaan kejahatan perang oleh kedua pihak selama konflik Juli-Agustus 2014.
"Kalau
Israel ingin jaksa ICC menyeriusi argumennya bahwa penyelidikan
pidananya sudah cukup, langkah pertama yang baik adalah mengizinkan
peneliti hak asasi manusia membawa informasi yang relevan," kata Sari
Bashi dari HRW.
"Merintangi kerja kelompok-kelompok hak asasi
manusia memunculkan pertanyaan-pertanyaan bukan hanya tentang kemauan
otoritas militer Israel melakukan penyelidikan secara benar, tapi juga
kemampuan mereka melakukannya."
Seorang juru bicara pada unit
Kementerian Pertahanan Israel yang mengawasi perizinan untuk melakukan
perjalanan ke Gaza menyatakan bahwa "semua permohonan dipelajari secara
berhati-hati."
"Kami berkoordinasi secara reguler mengenai
sejumlah organisasi hak asasi manusia," katanya, lalu mencontohkan bahwa
di antaranya Doctors Without Borders.
Bashi mengatakan kepada AFP bahwa Israel mengizinkan akses untuk pekerja kemanusiaan, namun tidak mengizinkan aktivis HAM.
Human Rights Watch
juga mengkritik pembatasan yang baru-baru ini dilakukan oleh Hamas
menyusul pembunuhan salah satu pejabatnya di jalur itu pada 24 Maret.
Mereka menyalahkan Israel atas pembunuhan itu dan membatasi jalur keluar
Gaza saat menyelidiki pembunuhan tersebut. (mr)