Kebenaran ayat-ayat dalam Al Qur'an sudah diyakini oleh umat Islam sejak awal tanpa perlu membuktikannya, termasuk kalimat-kalimat tentang penciptaan langit dan bumi, kehidupan, penciptaan manusia, dan sebagainya.
Ayat-ayat dalam Qur'an justru menginspirasi umat Islam berabad- abad lalu untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan menemukan berbagai hal yang saat itu belum diketahui, misalnya ayat tentang pembagian warisan.
Ayat tentang bagaimana menghitung pembagian warisan yang adil itu menjadi inspirasi awal dari dikembangkannya aljabar, ilmu matematika yang penting. Tanpa aljabar tidak akan tercipta segala peralatan modern yang ada saat ini.
Di abad ke-20, ilmuwan Barat justru menolak agama dan berupaya sendiri menggali dan menemukan berbagai hal termasuk tentang bumi yang bulat, bagaimana munculnya alam semesta hingga bagaimana kehidupan dimulai.
Da'i fenomenal asal India, Zakir Naik telah 10 hari di Indonesia dan mengakhiri safari dakwahnya di Baruga Pettarani, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, 10 April 2017.
Seperti halnya di berbagai negara lain dan juga di empat lokasi lainnya di Indonesia, ceramah pria kelahiran Mumbai 18 Oktober 1965 itu selalu dibanjiri ribuan orang, termasuk dihadiri umat nonmuslim. Orasinya di Stadion Patriot Bekasi dua hari sebelumnya bahkan mencapai lebih dari 40 ribu orang.
Di Makassar, cendekiawan muslim ahli perbandingan agama dan penghafal kitab-kitab agama tersebut menggelar orasi berjudul "Qur'an and Modern Science: Compatible or Incompatible" yang khusus membahas tentang kesesuaian kitab suci umat muslim itu dengan sains modern.
Orasinya tentang sains dan Quran di berbagai kesempatan semakin membuka mata umat muslim bahwa kitab yang dibawa nabi terakhir Muhammad SAW 1.400 tahun lalu itu meskipun bukan sebuah buku sains, sangat bersesuaian dengan apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di abad ke-20.
Ayat-ayat Sains
Ulama yang sebelumnya adalah seorang dokter bernama panjang Zakir Abdul Karim Naik itu mengungkapkan bahwa banyak sekali ayat yang bisa dikaitkan dengan sains dalam Qur'an, salah satunya soal penciptaan alam semesta.
Ayat yang disebutnya terkait penciptaan itu antara lain adalah Qur'an surat Al Anbiyaa (21) ayat 30 yang menyatakan bahwa alam semesta dahulu merupakan suatu yang padu yang kemudian dipisahkan antara masing-masingnya.
Ilmuwan modern memang telah membuktikan bahwa alam semesta 13,7 miliar tahun lalu hanyalah suatu massa padat yang kemudian memuai dan dikenal sebagai Big Bang.
Alam semesta awal ini berbentuk gas panas yang disebutnya sebagai "primary nebula" yang kemudian hari membentuk berbagai benda langit, galaksi, matahari, planit, bulan dan lain-lain, ujarnya dalam bukunya "Science in Qur'an".
Konsep bahwa alam semesta dahulu adalah sesuatu yang padu dibuktikan oleh ilmuwan peraih nobel Arno Penzias yang menemukan radiasi latar belakang sinar kosmik. Sisa radiasi ledakan besar (Big Bang) itu luar biasa seragam dan tersebar merata di seluruh penjuru alam semesta.
"Jadi apa yang dikatakan dalam Al Qur'an 1.400 tahun lalu sesuai dengan ilmu pengetahuan modern," kata Zakir Naik.
Zakir Naik juga mengutip para ilmuwan yang membeberkan bahwa sebelum berbagai galaksi di alam semesta terbentuk, langit merupakan materi gas berbentuk asap, kondisi yang juga jelas disebutkan dalam Qur'an dengan kata Arab "dhukhan" yang berarti asap.
Surat Fushilat (41) ayat 11 memang mengungkapkan pertanyaan Allah kepada alam semesta ciptaan-Nya yang masih berbentuk asap itu agar taat kepada-Nya dengan suka hati atau terpaksa.
Ayat sains lainnya yang terkait penciptaan alam semesta yang juga dibeberkan Zakir Naik adalah fakta bahwa alam semesta terus meluas, seperti tertulis dalam Al Qur'an surat Adz Dzaariyaat (51):47. "Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya".
Pada tahun 1925, astronom Amerika Edwin Hubble memberikan bukti pengamatan bahwa semua galaksi saling menjauh satu sama lain yang artinya bahwa alam semesta ternyata berkembang. Kini, ekspansi alam semesta telah menjadi suatu fakta ilmiah.
Kata Arab muusi'uun diterjemahkan dengan benar sebagai 'mengembangkan'. Penemuan soal berkembangnya alam semesta menurut Stephen Hawking adalah revolusi intelektual yang gemilang di abad ke-20.
"Padahal Nabi Muhammad telah menyatakannya 1.400 tahun lalu tanpa peralatan," katanya.
Demikian pula tentang kematian bintang seperti yang tertulis dalam Surat Ar Rahman (55): ayat 37 yakni, "Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak".
Teleskop Hubble belum lama ini menangkap sebuah nebula 'mawar merah' di rasi Draco, yang berjarak 3.300 tahun cahaya dari Bumi. Ini merupakan fenomena sebuah kematian bintang ketika kehabisan semua bahan nuklirnya yang tergambar jelas dalam Quran.
Bumi Bulat
Ulama yang dikenal jutaan orang di dunia melalui Youtube itu juga menyinggung tentang bentuk bumi yang bulat menurut Quran dalam ceramahnya, misalnya di surat An Naazi'at (79): ayat 30.
Meski kata Arab "dahaha" sejak dulu kebanyakan diterjemahkan dalam tafsir sebagai "dihamparkan", namun sebenarnya memiliki arti "telur burung unta".
Bentuk telur burung unta, menurut dia, tidak benar-benar bulat seperti bola tapi agak lonjong. Ini sesuai dengan bentuk bumi sebenarnya yang lebih pepat dan rata di kedua kutubnya.
Ayat lainnya tentang bumi bulat misalnya Az Zumar (39):5 bahwa Allah menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam secara perlahan.
"Kata Arab yang digunakan di sini adalah 'kawwara' artinya 'bertumpang tindih' atau 'menggulung', 'melilit' dan 'melingkari' seperti cara sorban dibelitkan di kepala. Makna 'menindih' siang kepada malam dan malam kepada siang hanya dapat terjadi jika bumi bulat," ujarnya.
Sedangkan soal sifat yang berbeda antara matahari dan bulan, Quran menyebut dalam Surat Al Furqan (25):61.
"Kata Arab untuk matahari adalah 'sham'. Namun di Quran sering disebut 'Siraaj' yang berarti 'obor' atau sebagai 'wahhaaj' yang berarti 'lampu menyala' atau sebagai 'diya' yang berarti 'memancarkan sinar agung'. Ketiga deskripsi ini sesuai dengan matahari, karena menghasilkan panas yang hebat dan bercahaya oleh pembakaran internal," urainya.
Sedangkan kata Arab untuk bulan adalah 'qamar' yang dijelaskan pada ayat itu sebagai 'muneer', atau benda yang memberikan 'nur' atau 'bercahaya'. Deskripsi ini sangat cocok dengan sifat bulan yang hanya memantulkan cahaya.
Al Anbiyaa (21) ayat 33 dan beberapa ayat lain juga telah menyebut bahwa matahari dan bulan beredar di dalam garis edarnya. "Kata Arab yasbahuun berasal dari kata sabaha yang menggambarkan bodi yang bergerak, berenang dan juga berputar pada sumbunya," katanya.
Air Kehidupan
Sedangkan soal asal-usul kehidupan, dalam Qur'an surat Al Anbiyaa (21) ayat 30 juga menyebut tentang air yang membawa kehidupan. "..Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?"
Kini para ahli astronomi selalu mencari kemungkinan adanya unsur air (H2O) di planit-planit di alam semesta untuk memperkirakan apakah pernah atau akan ada kehidupan di planit tersebut, karena menurut ilmuwan, air adalah persyaratan untuk menunjang kehidupan.
Contoh pencarian tersebut misalnya ketika NASA menemukan planit yang disebut mirip bumi bernama Kepler-452b di rasi Cygnus, sejauh 1.400 tahun cahaya dari bumi.
Planit ini menurut pantauan dan hitungan teleskop ruang angkasa Keppler ditaksir berada dalam posisi yang sama dengan bumi dalam orbitnya terhadap mataharinya sehingga suhunya diperkirakan memungkinkan keberadaan air dalam bentuk cair yang memberi harapan adanya kemungkinan makhluk hidup.
Hanya setelah kemajuan sainslah ilmuwan sekarang bisa memahami bahwa sitoplasma, substansi dasar sel tubuh makhluk hidup, terdiri atas 80 persen air dan bahwa kebanyakan organisme terdiri dari 50-90 persen air agar bisa tetap dalam keberadaannya.
Al Qur'an meskipun lebih merupakan buku petunjuk jalan dan buku pemberi peringatan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa serta bakal datangnya hari pembalasan, juga mengandung banyak ayat sains yang kebenarannya baru bisa dibuktikan mulai abad ke-20.
Masih banyak ayat Qur'an lainnya yang sedang menunggu diungkap dan ilmuwan Muslim ditantang untuk membuktikan kebenarannya.